Virus Corona
Museum Jepang Kumpulkan Masker & Catatan tentang Wabah, untuk Kenang Sejarah Pandemi Corona
Sejumlah museum di Jepang mulai mengumpulkan benda sehari-hari yang wajib dipakai selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Pengelola Museum Prefektur Yamanashi, Akihiro Morihara (54) turut mengumpulkan benda-benda yang berkaitan dengan pandemi.
"Jika ada catatan flu Spanyol di tingkat akar rumput, mereka mungkin telah memberikan petunjuk bagaimana cara memerangi infeksi saat ini," jelasnya.
"Bencana dan epidemi berulang kali terjadi, tetapi orang-orang segera melupakannya."
"Kami ingin menciptakan peluang untuk melihat kembali era saat ini melalui pameran," katanya.
Pandemi flu 1918, juga dikenal sebagai flu Spanyol adalah pandemi influenza mematikan yang luar biasa yang disebabkan oleh virus influenza A H1N1.
Pademi ini berlangsung dari Februari 1918 hingga April 1920, menginfeksi 500 juta orang atau kurang lebih sekitar sepertiga populasi dunia saat itu dalam empat gelombang berturut-turut.

Baca: Restoran dan Karaoke Diminta Memperpendek Jam Operasional, Pemda Tokyo Jepang Subsidi 8 Miliar Yen
Baca: Seven & i Holdings Jepang akan Jadi Nomor 3 Terbesar di Dunia dalam Transaksi Penjualan
Jumlah korban diperkirakan sekitar 17 juta hingga 50 juta, menjadikannya salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah manusia.
Flu Spanyol 1918 adalah yang pertama dari dua pandemi yang disebabkan oleh virus influenza A H1N.
Adapun yang kedua adalah pandemi flu babi 2009.
Worldometers pada Selasa (4/8/2020), dunia mencatat 18.434.883 kasus infeksi Covid-19.
Adapun wabah ini telah membunuh sebanyak 696.817 orang di dunia.
Tercatat sebanyak 11.665.666 orang telah pulih dari wabah ini.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)