Virus Corona
Cegah Gelombang Kedua, China Lakukan Tes Covid-19 Terhadap 1 Juta Orang Dalam Sehari
Beijing telah memperluas tes Covid-19 di kota berpenduduk 20 juta jiwa, sejak sekelompok orang terinfeksi
Beijing mencatat lebih dari 200 kasus infeksi Covid-19 melalui penularan lokal sejak 11 Juni lalu.
Otoritas kesehatan pun telah menguji semua pekerja di katering, termasuk staf Restoran, serta makanan impor setelah virus ditemukan pada talenan di pasar Xinfadi yang digunakan untuk memotong ikan salmon.
Pemerintah Beijing juga sudah membatasi pergerakan orang di ibu kota dan meningkatkan langkah lain untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut setelah serangkaian terjadi penularan lokal dan klaster baru.
Pemerintah Beijing juga telah menetapkan lebih banyak 'lockdown' di permukiman dan melakukan tes masif kepada warganya untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Sebagai langkah pencegahan, lebih seribuan penerbangan domestik masuk dan keluar dari Beijing dibatalkan pada Rabu (17/6/2020), sebagai upaya untuk membendung penularan wabah virus corona (Covid-19) di ibukota China.
South China Morning Post melaporkan, 1.255 penerbangan yang seharusnya terbang dari dan ke Bandara Internasional Beijing Daxing dan Bandara Internasional Beijing Capital dibatalkan.
Beijing dan sejumlah provinsi di China juga telah melarang warganya untuk berpergian meninggalkan kota.
Bukan itu saja, otoritas setempat pun menghentikan sejumlah moda transportasi pada Selasa (16/6/2020) untuk menghentikan penyebaran virus corona ke kota dan Provinsi lain.
Di pusat keuangan China, Shanghai, pemerintah meminta para wisatawan dari Beijing menjalan karantina selama dua minggu, ketika 27 kasus baru Covid-19 ditemukan.
Kemunculan puluhan kasus baru Covid-19 di Beijing memicu kekhawatiran akan potensi gelombang kedua di China.
Sebagaimana diketahui, virus ini pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, sebelum menyebar ke seluruh dunia dan menjangkiti lebih dari 8 juta orang.
"Beijing akan mengambil tindakan yang paling tegas, menentukan, dan ketat untuk menghentikan wabah," ujar Xu Hejian, juru bicara pemerintah kota Beijing, dalam konferensi pers pada Selasa (16/6/2020).
Beijing telah menetapkan 22 titik sebagai daerah berisiko sedang pada Senin kemarin.
Hal ini perlu untuk mengambil tindakan yang ketat, mengantisipasi potensi masuknya infeksi.
Semua kelompok berisiko tinggi di Beijing, seperti yang punya kontak dekat dengan mereka yang terpapar, tidak diperbolehkan untuk meninggalkan kota, demikian laporan media milik pemerintah, People’s Daily.