Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Belajar dari Serangan Covid-19 di Kota Beijing, Tak Ada Tempat yang Benar-benar Steril dari Virus

Dalam hitungan hari, kota metropolitan yang berpenduduk lebih dari 20 juta orang ini di-lockdown sebagian.

Penulis: Febby Mahendra
Editor: Dewi Agustina
AFP/NOEL CELIS
Petugas medis yang memakai baju pelindung terlihat di kawasan Dongdan sports center, untuk mengumpulkan hasil swab test untuk mendeteksi penyebaran corona virus Covid-19, di Beijing (16/6/2020). Situasi penyebaran virus corona di ibukota Cina tersebut masuk ke dalam kategori 'sangat parah', setelah 27 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona dari cluster baru di Beijing, dan membuat otoritas setempat melakukan pelacakan serta pengujian Covid-19 besar-besaran. AFP/NOEL CELIS 

Sebelumnya pemerintah Korea Selatan melakukan pelonggaran aturan jarak sosial dan pembukaan kembali sekolah serta tempat hiburan malam.

Demikian pula Singapura yang dianggap sukses mengendalikan Covid-19, sampai kemudian muncul lagi infeksi pada April.

Baca: Tidak Ada Perkuliahan Secara Tatap Muka Hingga Akhir 2020, Mendikbud: Keselamatan Nomor Satu

Covid-19 kembali menyerang para pekerja migran yang tinggal di asrama penuh sesak.

Di China, gelombang awal infeksi sebagian besar muncul pada akhir Maret 2020.

Ketika wabah memburuk di negara-negara lain, China menutup perbatasannya dan melakukan penyaringan ketat di bandara.

Barang Impor

Meskipun dilakukan langkah-langkah pencegahan secara ketat, penyebaran infeksi terus terjadi di timur laut negara itu pada April dan Mei, semua terkait kasus impor.

Tetapi wabah di Beijing kali ini adalah kebangkitan terburuk virus corona.

Laporan awal menyebutkan virus corona terdeteksi pada talenan yang digunakan oleh penjual salmon impor di Pasar Xinfadi, Beijing.

Baca: Kasus Positif Semakin Tinggi, Wakil Ketua MPR RI Minta Pemerintah Lebih Fokus Mengatasi Covid-19

Namun, sekarang ada kekhawatiran virus telah diam-diam menyebar selama berminggu-minggu sebelum pertama kali terdeteksi.

"Wabah di Beijing ini mungkin tidak dimulai pada akhir Mei atau awal Juni, tetapi mungkin sebulan sebelumnya," kata Gao Fu, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, pada pertemuan di Shanghai, Selasa.

Menurutnya, pasti ada banyak kasus asimptomatik (tanpa gejala) atau ringan di (pasar).

Warga yang tinggal di dekat dan pernah mengunjungi pasar Xinfadi, pasar makanan grosir yang menjadi kemunculan cluster baru virus corona Covid-19, menggunakan masker saat mengantre untuk dites kesehatan di Guang'an Sport Center, Beijing (16/6/2020). Situasi penyebaran virus corona di ibukota Cina tersebut masuk ke dalam kategori 'sangat parah', setelah 27 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona dari cluster baru di Beijing, dan membuat otoritas setempat melakukan pelacakan serta pengujian Covid-19 besar-besaran. AFP/NOEL CELIS
Warga yang tinggal di dekat dan pernah mengunjungi pasar Xinfadi, pasar makanan grosir yang menjadi kemunculan cluster baru virus corona Covid-19, menggunakan masker saat mengantre untuk dites kesehatan di Guang'an Sport Center, Beijing (16/6/2020). Situasi penyebaran virus corona di ibukota Cina tersebut masuk ke dalam kategori 'sangat parah', setelah 27 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona dari cluster baru di Beijing, dan membuat otoritas setempat melakukan pelacakan serta pengujian Covid-19 besar-besaran. AFP/NOEL CELIS (AFP/NOEL CELIS)

"Itu sebabnya virus terdeteksi begitu banyak di lingkungan tersebut," katanya.

Bukti dari Amerika Serikat menunjukkan antara 25 persen hingga 45 persen dari orang yang terinfeksi kemungkinan tidak memiliki gejala.

Zhang Yong, pejabat CDC China lainnya setuju pada penilaian Gao.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved