Virus Corona
Afrika Selatan Pertimbangkan Penggunaan Dexamethasone untuk Pasien Covid-19
Dexamethasone dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada pasien yang memakai ventilator dan oksigen
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JOHANNESBURG - Afrika Selatan (Afsel) saat ini sedang mempertimbangkan penggunaan steroid generik dexamethasone untuk mengobati pasien yang terinfeksi virus corona (Covid-19).
Seperti yang disampaikan Presiden Afsel Cyril Ramaphosa pada Rabu malam waktu setempat.
Dikutip dari laman www.aa.com.tr, Kamis (18/6/2020), dalam pidatonya, ia mengatakan bahwa pemerintahannya sangat tertarik melihat pemberitaan terkait dexamethasone yang disebut memiliki harga murah, tersedia secara luas dan dapat membantu menyelamatkan nyawa pasien corona yang sedang kritis.
"Departemen Kesehatan dan Komite Penasihat Menteri Afsel telah merekomendasikan bahwa dexamethasone dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada pasien yang memakai ventilator dan oksigen," kata Ramaphosa.
Baca: Wamenhan: Ketahanan Pangan Harus Ditingkatkan untuk Antisipasi Wabah Penyakit di Masa Depan
Baca: Buron 6 Tahun, Otak Perampokan Tauke Minyak Tewas saat Lawan Polisi dengan Senjata Api Rakitan
Sebelumnya, para peneliti di Universitas Oxford Inggris telah menemukan bahwa dexamethasone tidak hanya dapat mengurangi angka kematian pada sepertiga dari total pasien corona yang menggunakan ventilator.
Namun juga menekan angka kematian pada seperlima dari total pasien yang memakai tabung oksigen.
Steroid generik ini pun akan diproduksi secara lokal di Afsel oleh salah satu perusahaan farmasi utama di negara itu.
"Kami meyakini bahwa ini akan meningkatkan penanganan kami terhadap mereka yang terkena dampak terparah," jelas Ramaphosa.
Ia kemudian mengatakan, sejauh ini corona telah menewaskan 1.674 jiwa dan menyebabkan infeksi pada 80.412 orang di negara itu.
Sementara 44.331 pasien, atau sekitar 55 persen dinyatakan telah pulih.
Ramaphosa kemudian mendesak warga Afsel untuk terus mengikuti pedoman keselamatan dari Kementerian Kesehatan negara itu dan mengingatkan bahwa pandemi ini masih akan berlangsung hingga beberapa bulan mendatang.
Ia juga mengumumkan beberapa relaksasi terkait kebijakan pembatasan di tengah pandemi.
Restoran mulai diizinkan untuk melayani pelanggan yang ingin makan di tempat.
Baca: Panglima TNI dan Panglima Komando Indo Pasifik AS Bahas Penundaan Latihan Militer Akibat Covid-19
Baca: Sosok Perawat Covid-19 di Padang yang Meninggal, Ibunda Sebut Anak Paling Rajin Ibadah dan Disiplin
Kemudian bisnis seperti salon, hotel, bioskop, kasino dan tempat olahraga non-kontak akan segera dibuka, namun tentunya harus mengikuti ketentuan pemerintah.
Sebelumnya, muncul kabar yang menyebut dexamethasone memiliki fungsi yang sama dengan obat yang diklaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mampu mengobati pasien corona, yakni hydroxychloroquine (HCQ) dan chloroquine (CQ).
Seperti yang disampaikan Sekretaris Kesehatan Inggris Matt Hancock.
Ia memuji steroid generik yang disebut 'dexamethasone' itu karena diklaim bisa digunakan untuk merawat pasien corona.
Sejauh ini, menurutnya, ini merupakan 'kabar terbaik' dalam penanganan krisis kesehatan corona.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (17/6/2020) kemarin, hasil uji coba yang diumumkan pada hari Selasa kemarin menunjukkan bahwa dexamethasone yang biasanya digunakan untuk menangani peradangan pada penyakit seperti radang sendi, berhasil mengurangi angka kematian sekitar sepertiga pasien yang dirawat di rumah sakit dengan gejala corona terparah.
"Itu memang meningkatkan peluang anda untuk bertahan hidup secara cukup signifikan," kata Hancock.
Ia menambahkan bahwa semua pasien di Inggris akan segera menerima obat itu.
"Inggris tidak boleh mengimpor kembali virus dari tempat lain," tegas Hancock.
Hal ini mengacu pada sistem penguncian (lockdown) yang mulai dilonggarkan di negara itu, dan bisa saja memunculkan kasus corona gelombang kedua.
Hancock pun bersikeras bahwa program karantina yang tepat harus dilakukan.
Kabar terkait pengobatan efektif pertama yang diklaim ampuh obati pasien corona ini pun akan segera ditindaklanjuti karena steroid ini tersedia secara luas dan murah, serta memberi harapan baru bagi penurunan angka kematian akibat pandemi corona.
Seperti yang disampaikan Sekjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus yang menanggapi positif kabar tersebut.
"Ini adalah kabar bagus dan saya mengucapkan selamat kepada pemerintah Inggris, Universitas Oxford, dan banyak rumah sakit di Inggris yang telah berkontribusi pada terobosan ilmiah yang menyelamatkan nyawa ini," kata Adhanom.
Sebelumnya, para peneliti yang dipimpin oleh tim dari Universitas Oxford telah memberikan dexamethasone kepada lebih dari 2.000 pasien dengan gejala Covid-19 parah.
Sejak 1 Juni lalu, Inggris memang telah secara bertahap mulai keluar dari penerapan sistem lockdown, sejalan dengan roadmap yang diumumkan sebelumnya.
Peraturan pertama yang diterapkan adalah mengurangi aktivitas warga di luar ruangan, di taman maupun ruang publik.
Baca: Bobol ATM di Bandar Lampung, Pelakunya Sisakan Duit Rp 50 Ribu
Kemudian pada pekan ini, negara itu memasuki tahap kedua dari relaksasi lockdown.
Namun kebijakan seperti membuka kembali toko-toko non-esensial, kebun binatang dan taman hiburan, serta mengirim siswa kembali ke sekolah, masih menjadi pertanyaan yang belum diputuskan.
Sementara terkait sektor pariwisata dan travel, semua pendatang baru yang memasuki Inggris harus dikarantina selama 14 hari.
Para wisatawan asing ini juga harus memberikan rincian kontak kepada pemerintah Inggris terkait lokasi di mana mereka akan menginap selama masa karantina itu.