Senin, 6 Oktober 2025

Wamenhan: Ketahanan Pangan Harus Ditingkatkan untuk Antisipasi Wabah Penyakit di Masa Depan

Kementrian Pertahanan (Kemhan) menekankan pentingnya ketahanan pangan guna mengantisipasi munculnya wabah penyakit di masa depan.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/Gita Irawan
Wakil Menteri Pertahanan RI Sakti Wahyu Trenggono di Kantor Kementerian Pertahanan RI Jakarta Pusat pada Selasa (5/11/2019). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementrian Pertahanan (Kemhan) menekankan pentingnya ketahanan pangan guna mengantisipasi munculnya wabah penyakit di masa depan.

Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan WHO telah menyatakan virus baru itu terus bermunculan.

Menurutnya seandainya pandemi Covid-19 berakhir, tak ada jaminan di masa depan tak akan muncul wabah penyakit baru.

Baca: Tukang Parkir di Palembang Diculik dan Disiksa karena Utang Rp 1,8 Juta, Istri Ikut Dipanggil

"Karena itu indikator ketahanan pangan harus kita tingkatkan di masa depan untuk mengantisipasi serangan wabah penyakit," kata Trenggono dalam Webinar yang digelar IA ITB Jawa Timur bertema Penguatan Pangan dan Kesehatan Rakyat Sebagai Basis Ketahanan Negara Pasca Pandemi, Kamis (18/6/2020).

Menurutnya, ada tiga hal yang paling rentan terdampak jika sebuah pandemi terjadi dan berujung terhadap krisis seperti saat ini.

Pertama, sektor pekerjaan yang melahirkan pengangguran karena kegiatan ekonomi dipaksa berhenti.

Kedua, masalah ketersediaan pangan.

Ketiga, ketahanan kesehatan.

Baca: Tak Dapat Restu Manajemen Persija, Program SuperBall Live Bersama Otavio Dutra Batal

"Kalau ketiga hal ini tak bisa dikelola dengan baik bisa berpengaruh kepada ketahanan dan kedaulatan negara secara keseluruhan. Karena itu semua elemen bangsa perlu bekerjasama secara serius melawan ancaman pandemi agar ketahanan nasional terjaga," kata Trenggono.

Terkait sektor pangan, Trenggono menyampaikan komoditas yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah beras, gula, terigu, dan kedelai.

Menurutnya beberapa komoditi antara lain beras dan gula itu perlu diperhatikan kondisi cadangannya.

Di samping itu menurutnya sekarang ada pergeseran dimana Indonesia pengkonsumsi mie terbesar kedua di dunia yang menyebabkan impor gandum dan kedelai tinggi.

Baca: Gerindra: Pancasila Sebagai Dasar Negara Sudah Final

Menurutnya jika pandemi diibaratkan dengan suasana perang maka dibutuhkan peralatan tempur yang kuat untuk melawan.

Terkait hal itu, ia mengibaratkan peralatan tempur yang digunakan dalam perang tersebut adalah cadangan pangan yang panjang.

Ia menjelaskan saat ini komoditas beras Indonesia hanya kuat untuk 69 hari.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved