Pejabat AS Akui Ingin Lemahkan Rusia di Suriah, Misi Lawan ISIS Sudah Usai
Utusan Khusus AS untuk Suriah, James Jeffrey, mengaku tugas AS mengalahkan ISIS di Suriah sudah selesai.
Ia telah berulang kali menghadapi perlawanan dari Departemen Luar Negeri dan Pentagon, yang masih menetapkan strategi pemerintahan sebelumnya yaitu: perubahan rezim di Negara yang tak disukainya.
Penyebutan Jeffrey tentang "rawa" seperti Afghanistan sangat tidak menyenangkan, mengingat persis apa yang dilakukan pemerintahan Carter pada 1978,yang diam-diam mendukung gerilyawan Islam di Afghanistan.
Mereka memprovokasi intervensi Soviet.
Menurut penasihat keamanan nasional Carter, Zbigniew Brzezinski, ini dilakukan untuk memikat Uni Soviet ke dalam perang mereka yang mahal dan tak berkesudahan seperti yang dialami AS di Vietnam.
Brzezinski menyombongkan perannya sendiri dalam upaya-upaya itu.
Ia menampik dampak terorisme yang dihasilkan sebagai tidak relevan dibandingkan dengan kemenangan AS dalam Perang Dingin.
Itu diungkapkan sesaat sebelum serangan 11 September 2001 yang melahirkan agresi dan pendudukan AS di Afghanistan selama hamper dua dekade.
Pasukan AS dalam jumlah tidak terlalu banyak saat ini bercokol d wilayah utara Suriah, terutama di Al Hasakeh, yang dekat dengan perbatasan Irak.
Daerah itu kantong etnis Kurdistan, wilayah yang sangat kaya minyak.
AS menguasasi sebagian wilayah udara di daerah itu, dan leluasa menerbangkan armada udaranya.
Secara rutin, meski beberapa kali mendapat perlawanan lokal, pasukan AS menggelar patrol ke daerah-daerah tambang minyak itu bersama paramiliter Kurdistan.
(Tribunnews.com/ Setya Krisna Sumarga)