Ramadan 2020
Kepiluan Ramadan bagi Warga Palestina di Tengah Pandemi Corona, Banyak Pengangguran dan Masjid Sepi
Setiap tahunnya, Ramadan di Palestina selalu dihiasi lentera listrik yang digantung di jalanan Gaza, Tepi Barat dan Yerussalem Timur.
Tetapi sayangnya banyak orang yang harus menghemat uang selama pandemi ini.
Sehingga banyak di antaranya yang hanya berjalan-jalan di pasar saja.
"Orang akan sangat berhati-hati untuk mengunjungi satu sama lain karena krisis virus corona," kata pemilik restoran, Anas Qaterji.
"Orang-orang datang ke pasar untuk membuang waktu, mereka menghibur diri mereka sendiri setelah kafe-kafe tutup," kata Sameh Abu Shaban (57), seorang penjual kurma dan permen.
"Tidak ada yang membeli," tambahnya.
Sementara itu di Tepi Barat, otoritas Palestina sudah menyatakan darurat pandemi Covid-19.
Namun lockdown penuh mulai dilonggarkan.
Sehingga kini sudah ada beberapa bisnis yang melanjutkan kegiatannya.
Selama pandemi ini, pemerintah memprediksi akan terjadi 50 persen penurunan dalam pendapatan.
"Ini adalah Ramadhan yang menyedihkan," kata Maher al -Kurdi, pemilik supermarket di Hebron.
"Biasanya toko akan ramai dengan banyak orang. Dan masjid ditutup, yang akan merusak cita rasa Ramadhan," katanya.
Hingga Jumat (24/4/2020) jumlah kasus infeksi di Palestina berjumlah 480.
Ada 4 korban jiwa akibat pandemi ini dan 92 orang dinyatakan sembuh.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)