Virus Corona
Pembatasan Donald Trump karena Corona pada Eropa Dikritik Ahli
Donald Trump mengumumkan larangan kunjungan dari Eropa ke Amerika Serikat selama 30 hari untuk menanggulangi sebaran virus corona.
Kebijakan Trump tampaknya disambut kurang baik oleh sejumlah pakar kesehatan AS.
Seorang ahli epidemiologi di Universitas Harvard, Marc Lipsitch, mengatakan upaya pembatasan Trump tidak akan mengurangi infeksi wabah ini.
"Presiden menentang semua pendapat ahli, terus menganggap jumlah kasusnya sedikit (karena pengetesan tidak memadai) seolah-olah kita memiliki kasus yang kecil dan fokus menjaga kasus ini tidak mencuat," kata Marc.
"Sekarang kita harus cepat-cepat memitigasi penyebaran wabah di AS, bukannya membuang-buang sumber daya untuk menyimpan kasus ini," imbuh dia.
Baca: Waspada Corona, Presiden Donald Trump Larang Warga Amerika Bepergian ke Eropa
Baca: Pernah Kontak dengan Pasien yang Dikarantina Terkait Virus Corona, Trump Tak Perlu Jalani Tes
Lulusan John Hopkins Center for Health and Security, Jennifer Nuzzo, mengamini pendapat tidak setuju Marc.
Menurutnya, pembatasan hanya akan terfokus pada memastikan orang Eropa tidak memasuki Amerika.
Justru orang-orang rentan seperti lansia dan orang dengan kondisi kesehatan tertentu malah tidak dilindungi.
"Kami memiliki sumber daya yang terbatas dan perlu tetap fokus pada upaya membatasi penyebaran domestik," kata Nuzzo.
Lawrence Gostin, seorang profesor hukum kesehatan global di Universitas Georgetown menilai langkah Trump hanya sebatas untuk politik saja.
"Mungkin memiliki nilai di politik tetapi tidak memiliki nilai di bidang kesehatan," ujarnya.
"Sebagian besar Eropa memiliki kasus yang sama dengan Amerika."
"Membatasi perjalanan tidak akan membuat Amerika lebih aman," tambah Gostin.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)