Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Pembatasan Donald Trump karena Corona pada Eropa Dikritik Ahli

Donald Trump mengumumkan larangan kunjungan dari Eropa ke Amerika Serikat selama 30 hari untuk menanggulangi sebaran virus corona.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Hyosub Shin / AP, Marietta Daily, Gwinnett Daily Post, WXIA-TV, WGCL-TV
Presiden Donald Trump memegang foto coronavirus sebagai Dr. Steve Monroe, benar, dengan CDC berbicara kepada anggota pers di markas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta pada hari Jumat, 6 Maret 2020. Perjalanan Presiden Trump ke Pusat-pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, yang secara singkat pergi pada hari Jumat karena kekhawatiran yang tidak berdasar bahwa seseorang di sana telah mengontrak virus corona, kembali aktif, memberi presiden kesempatan lagi untuk menenangkan kekhawatiran tentang penyebaran virus di Amerika.Presiden Donald Trump memegang foto coronavirus sebagai Dr. Steve Monroe, benar, dengan CDC berbicara kepada anggota pers di markas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta pada hari Jumat, 6 Maret 2020. Perjalanan Presiden Trump ke Pusat-pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, yang secara singkat pergi pada hari Jumat karena kekhawatiran yang tidak berdasar bahwa seseorang di sana telah mengontrak virus corona, kembali aktif, memberi presiden kesempatan lagi untuk menenangkan kekhawatiran tentang penyebaran virus di Amerika. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan larangan kunjungan dari Eropa ke AS selama 30 hari untuk menanggulangi sebaran virus corona atau Covid-19.

Penangguhan ini akan berlaku mulai Jumat (13/3/2020) tengah malam waktu AS.

Trump mengatakan pada awak pers, Rabu (11/3/2020), pembatasan ini tidak berlaku untuk pelancong asal Inggris.

Otoritas Homeland Security mengatakan, pembatasan perjalanan hanya berlaku untuk WNA.

Bukannya untuk penduduk Amerika atau penduduk tetap yang sah dan berada di Schengen.

Setelah konferensi pers Trump ini, Departemen Luar Negeri mengeluarkan imbauan kepada warga AS untuk mempertimbangkan bila ingin keluar negeri.

Foto Presiden Donald Trump Kembali ke Gedung Putih Langsung Menjadi Bahan Meme
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Twitter White House Photos @photowhitehouse)

Trump juga mengumumkan langkah-langkah ekonomi yang bisa mengatasi gangguan perekonomian di AS sementara ini.

Pernyataan presiden AS ini turut menjadi obat ditengah kekhawatiran warga AS.

Apalagi kini kasus corona semakin meningkat di Amerika Serikat.

Secara global, wabah ini sudah menjangkiti 123 negara.

Sebanyak 126.000 lebih terinfeksi dan 4.600 lebih meninggal dunia.

Kebijakan Trump ini adalah buntut dari pengumuman WHO yang menyatakan wabah ini resmi dinyatakan sebagai pandemi.

Anggota parlemen Washington bergegas mencari cara mengatasi dampak wabah pada perekonomian negara adidaya ini.

"Ini adalah upaya paling cepat dan konprehensif untuk menghadapi virus asing ini dalam era modern," kata Trump dilansir NPR.

"Saya yakin dengan tetap menghitung dan melanjutkan langkah-langkah sulit ini, kita bisa mengurangi ancaman pada warga dan memusnahkan virus ini," tambah Trump.

Kebijakan Trump tampaknya disambut kurang baik oleh sejumlah pakar kesehatan AS.

Seorang ahli epidemiologi di Universitas Harvard, Marc Lipsitch, mengatakan upaya pembatasan Trump tidak akan mengurangi infeksi wabah ini.

"Presiden menentang semua pendapat ahli, terus menganggap jumlah kasusnya sedikit (karena pengetesan tidak memadai) seolah-olah kita memiliki kasus yang kecil dan fokus menjaga kasus ini tidak mencuat," kata Marc.

"Sekarang kita harus cepat-cepat memitigasi penyebaran wabah di AS, bukannya membuang-buang sumber daya untuk menyimpan kasus ini," imbuh dia.

Baca: Waspada Corona, Presiden Donald Trump Larang Warga Amerika Bepergian ke Eropa

Baca: Pernah Kontak dengan Pasien yang Dikarantina Terkait Virus Corona, Trump Tak Perlu Jalani Tes

Lulusan John Hopkins Center for Health and Security, Jennifer Nuzzo, mengamini pendapat tidak setuju Marc.

Menurutnya, pembatasan hanya akan terfokus pada memastikan orang Eropa tidak memasuki Amerika.

Justru orang-orang rentan seperti lansia dan orang dengan kondisi kesehatan tertentu malah tidak dilindungi.

"Kami memiliki sumber daya yang terbatas dan perlu tetap fokus pada upaya membatasi penyebaran domestik," kata Nuzzo.

Lawrence Gostin, seorang profesor hukum kesehatan global di Universitas Georgetown menilai langkah Trump hanya sebatas untuk politik saja.

"Mungkin memiliki nilai di politik tetapi tidak memiliki nilai di bidang kesehatan," ujarnya.

"Sebagian besar Eropa memiliki kasus yang sama dengan Amerika."

"Membatasi perjalanan tidak akan membuat Amerika lebih aman," tambah Gostin.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved