Virus Corona
Narapidana New York Disuruh Menggali Kuburan Massal untuk 51.000 Korban Corona Bila Kasus Meningkat
Para narapidana di Harvey Weinstein, Pulau Rikers diberi tugas untuk menggali kuburan massal guna mengubur korban Covid-19 jika wabah ini makin parah.
Ini sebagai upaya terakhir bila proses krematorium tidak memungkinkan lagi.
Pulau Hart yang memiliki panjang satu mil ini juga pernah digunakan sebagai pusat karantina penyakit kuning pada abad ke-19.
Laporan inilah yang kemudian menjadi landasan pemerintah New York mengadopsi ide penggalian kuburan massal.
Kini New York memiliki banyak narapidana di Pulau Rikers untuk membuat rencana penguburan tersebut.
Namun sebenarnya, tahanan Pulau Rikers sendiri sudah dikerahkan untuk membuat pembersih tangan beraroma bunga.
Kerajinan tangan ini akan didistribusikan ke kota sebagai alat pencegahan virus corona.
Terkait isu mempekerjakan tahanan, Gubernur New York, Andrew Cuomo, menyadari hal ini merupakan topik yang kontroversial.
Selain membahas rencana penanggulangan wabah corona, Cuomo juga mempromosikan hand sanitizer baru yang akan dijual murah ke warga New York pada konferensi persnya Senin lalu.
Baca: Ternyata Begini Cara 2 Mahasiswa Timbun 200 Box Masker yang Bakal Dikirim ke New Zealand
Baca: Kekhawatiran Virus Corona Meningkat di Amerika Serikat, Para Kandidat Pemilu 2020 Terus Berkampanye
Produk itu diproduksi Corcraft, bisnis negara yang mempekerjakan narapidana.
"Kami perkenalkan hand sanitizer yang dibuat oleh New York," ujar Cuomo.
Keinginan Cuomo mengerahkan tahanan untuk bekerja dikritik politisi lainnya.
Senator Zellnor Myrie menyangsikan tahanan itu akan diberi upah yang sesuai.
"Saya khawatir kita meminta pada tahanan menyelamatkan masyarakat dari krisis kesehatan, tapi tidak memberi mereka upah yang setimpal," ujar Myrie.
Myrie ingin menaikkan upah minimum penjara menjadi 3 USD per jam atau sekira Rp 43.000.
Namun inisiatifnya ini masih mengalami sandungan.
Kota New York dinilai lebih siap daripada sejumlah kota besar AS lainnya dalam penanganan wabah ini.
Meskipun tidak menutup kemungkinan, fasilitas medis akan kewalahan juga bila virus ini terus mewabah.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)