Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Narapidana New York Disuruh Menggali Kuburan Massal untuk 51.000 Korban Corona Bila Kasus Meningkat

Para narapidana di Harvey Weinstein, Pulau Rikers diberi tugas untuk menggali kuburan massal guna mengubur korban Covid-19 jika wabah ini makin parah.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Yonhap/AFP dan Daily Mail
ILUSTRASI Virus Corona - Para narapidana di Harvey Weinstein, Pulau Rikers diberi tugas untuk menggali kuburan massal guna mengubur korban Covid-19 jika wabah ini makin parah. 

TRIBUNNEWS.COM - Para narapidana di Harvey Weinstein, Pulau Rikers diberi tugas menggali kuburan massal yang diperuntukkan korban virus corona.

Hal ini dilakukan guna mengubur korban virus corona jika wabah ini berubah menjadi pandemi.

Rencana darurat ini berasal dari New York's Office of Chief Medical Examiner.

Mereka memiliki ide untuk menguburkan 51.000 mayat wabah mematikan ini di Pulau Rikers.

Lantaran New York menjadi satu diantara kota yang mengantongi banyak korban Covid-19 di AS.

Dilansir Daily Mail, tingkat kematian New York mencapai 2,1 persen.

Sehingga pemerintah kota harus memutar otak untuk menanggulangi banyaknya korban yang berjatuhan.

Dikutip Mirror dari laporan milik Charles Hirsch yang berjudul 'Pandemic Influenza Surge Plan For Managing In-and-Out-of-Hospital Deaths', di sana menjelaskan sejumlah strategi untuk menanggulangi wabah yang mematikan.

Wabah corona sendiri hampir sama dengan Flu Spanyol yang merebak pada 1918.

Penyakit ini telah membunuh lebih dari 500.000 penduduk Amerika Serikat.

Sejumlah pakar khusus kasus kematian dikerahkan untuk mengurus hal ini.

Fotografer forensik dan mahasiswa medis ditugaskan untuk mengumpulkan mayat-mayat tersebut.

Enam Napi Tewas pada Kerusuhan Penjara Buntut Isolasi Besar-Besaran di Italia
Enam Napi Tewas pada Kerusuhan Penjara Buntut Isolasi Besar-Besaran di Italia (Twitter Via Mirror)

Setiap harinya, para pakar ini diminta untuk memindahkan 50 sampai 5.000 korban jiwa.

Pemerintah juga memasok unit pendingin di seluruh kota.

Masing-masing unit bisa menampung setidaknya 44 mayat.

Laporan Hirsch mengatakan, pemerintahan membuang mayat dan menguburkannya di kuburan tahanan Pulau Hart.

Ini sebagai upaya terakhir bila proses krematorium tidak memungkinkan lagi.

Pulau Hart yang memiliki panjang satu mil ini juga pernah digunakan sebagai pusat karantina penyakit kuning pada abad ke-19.

Laporan inilah yang kemudian menjadi landasan pemerintah New York mengadopsi ide penggalian kuburan massal.

Kini New York memiliki banyak narapidana di Pulau Rikers untuk membuat rencana penguburan tersebut.

Namun sebenarnya, tahanan Pulau Rikers sendiri sudah dikerahkan untuk membuat pembersih tangan beraroma bunga.

Kerajinan tangan ini akan didistribusikan ke kota sebagai alat pencegahan virus corona.

Terkait isu mempekerjakan tahanan, Gubernur New York, Andrew Cuomo, menyadari hal ini merupakan topik yang kontroversial.

Selain membahas rencana penanggulangan wabah corona, Cuomo juga mempromosikan hand sanitizer baru yang akan dijual murah ke warga New York pada konferensi persnya Senin lalu.

Baca: Ternyata Begini Cara 2 Mahasiswa Timbun 200 Box Masker yang Bakal Dikirim ke New Zealand

Baca: Kekhawatiran Virus Corona Meningkat di Amerika Serikat, Para Kandidat Pemilu 2020 Terus Berkampanye

Produk itu diproduksi Corcraft, bisnis negara yang mempekerjakan narapidana.

"Kami perkenalkan hand sanitizer yang dibuat oleh New York," ujar Cuomo.

Keinginan Cuomo mengerahkan tahanan untuk bekerja dikritik politisi lainnya.

Senator Zellnor Myrie menyangsikan tahanan itu akan diberi upah yang sesuai.

"Saya khawatir kita meminta pada tahanan menyelamatkan masyarakat dari krisis kesehatan, tapi tidak memberi mereka upah yang setimpal," ujar Myrie.

Myrie ingin menaikkan upah minimum penjara menjadi 3 USD per jam atau sekira Rp 43.000.

Namun inisiatifnya ini masih mengalami sandungan.

Kota New York dinilai lebih siap daripada sejumlah kota besar AS lainnya dalam penanganan wabah ini.

Meskipun tidak menutup kemungkinan, fasilitas medis akan kewalahan juga bila virus ini terus mewabah.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved