Minggu, 5 Oktober 2025
Deutsche Welle

Tak Punya Pilihan, Trio Eropa Cetuskan Mekanisme Sengketa dalam Kesepakatan Nuklir Iran

Jerman, Prancis, dan Inggris sebut mereka "tidak punya pilihan" selain mencetuskan mekanisme penyelesaian sengketa terhadap Iran yang…

Para Pemimpin Eropa secara formal telah mencetuskan mekanisme penyelesaian sengketa yang ada dalam kesepakatan nuklir Iran pada Selasa (14/01). Iran disebut gagal mematuhi batas-batas yang telah ditetapkan di bawah perjanjian internasional tahun 2015.

Jerman, Prancis, dan Inggris melalui pernyataan bersama mengumumkan langkah tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka "tidak punya pilihan" selain mencetuskan mekanisme sengketa dan "menyatakan keprihatinan bahwa Iran tidak memenuhi komitmennya".

Meski demikian, tiga negara kekuatan Eropa itu menggarisbawahi bahwa keputusan itu bukan berarti mereka bergabung dalam kampanye "tekanan maksimum" Presiden AS Donald Trump terhadap Iran - dan meninggalkan pintu diplomasi tetap terbuka.

"Melalui peristiwa yang terjadi baru-baru ini, lebih baik kita tidak menambahkan krisis proliferasi nuklir terhadap eskalasi yang saat ini mengancam seluruh wilayah," ujar mereka.

Rusia: "Tidak ada alasan cetuskan sengketa"

Rusia yang ikut dalam penandatangan kesepakatan nuklir Iran, mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada alasan untuk mencetuskan mekanisme sengketa. Rusia menyebut bahwa sengketa tersebut berisiko memicu "eskalasi baru".

"Kami tidak dapat memungkiri bahwa keputusan tergesa-gesa, yang dibuat oleh 'Eropa 3' [Jerman, Prancis, dan Inggris], akan memulai eskalasi baru dalam perjanjian dan akan membuat kembalinya kesepakatan nuklir dalam kerangka kerja aslinya menjadi mustahil", kata Kementerian Luar Negeri Rusia melalui sebuah pernyataan.

Sebelumnya pada 6 Januari, Iran mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi mematuhi batas-batas dalam hal pengayaan uranium yang telah ditetapkan di bawah kesepakatan nuklir tersebut. Langkah itu dilakukan setelah Amerika Serikat (AS) membunuh Jenderal tertinggi Iran Qassem Soleimani dalam serangan udara di Baghdad. Meski demikian, Iran mengatakan akan terus bekerja sama dengan Badan Pengawas Nuklir PBB.

Iran ingatkan konsekuensi

Tak lama setelah pengumuman Eropa terkait mekanisme sengketa ini keluar, Kementerian Luar Negeri Iran memberikan tanggapannya pada Selasa (14/01). Mereka mengatakan bahwa Iran bersedia mendukung "upaya konstruktif" apapun untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran.

"Republik Islam Iran, seperti di masa yang lalu, telah memiliki kesiapan penuh untuk mendukung setiap (tindakan) niat baik dan upaya konstruktif untuk menyelamatkan perjanjian internasional yang penting ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi dalam sebuah pernyataan di situs web kementerian tersebut.

Namun, pernyataan itu juga memperingatkan perihal "konsekuensi" jika negara-negara Eropa tidak mau bekerja sama.

Setelahnya, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan kepada kantor berita Iran Fars bahwa keputusan sengketa itu adalah sebuah "kesalahan".

"Penggunaan mekanisme sengketa itu tidak memiliki dasar hukum dan merupakan kesalahan strategis dari sisi politik," kata Zarif.

Jerman: "Pelanggaran tidak dapat dibiarkan"

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan bahwa pelanggaran berulang oleh Iran terhadap kesepakatan itu "tidak bisa dibiarkan".

"Tujuan kami jelas. Kami ingin mempertahankan kesepakatan dan mencapai solusi diplomatik dalam kesepakatan itu," cuit Maas di Twitter. "Kami menyerukan agar Iran secara konstruktif mengambil bagian dalam proses negosiasi dari sekarang", tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved