Tak Punya Pilihan, Trio Eropa Cetuskan Mekanisme Sengketa dalam Kesepakatan Nuklir Iran
Jerman, Prancis, dan Inggris sebut mereka "tidak punya pilihan" selain mencetuskan mekanisme penyelesaian sengketa terhadap Iran yang…
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, yang akan mengawasi proses sengketa tersebut, meminta Iran untuk membahas masalah nuklir "dengan itikad baik". Ia menambahkan bahwa menjaga kesepakatan nuklir saat ini "menjadi lebih penting daripada sebelumnya".
Sebelumnya pada Selasa (14/01), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sempat melayangkan gagasan untuk menggunakan "kesepakatan Trump" sebagai pengganti kesepakatan nuklir saat ini, dengan mengatakan bahwa itu akan membuka "jalan ke depan".
Namun, pernyataan itu secara langsung bertentangan dengan pernyataan bersama Jerman-Prancis-Inggris, yang menyerukan seluruh upaya untuk mempertahankan kesepakatan nuklir Iran yang sekarang.
Perwakilan Khusus AS untuk Iran, Brian Hook, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dia "sangat senang" dengan komentar dari Johnson dan mendesak semua negara penandatangan perjanjian itu untuk bergabung dalam kebijakan isolasionisme diplomatik AS.
Bagaimana proses sengketa berjalan?
Sekarang waktunya bagi para negara penandatangan kesepakatan nuklir Iran untuk menyelesaikan masalah tersebut, dengan Iran berpotensi mendapat sanksi baru jika kesepakatan tidak tercapai.
Para menteri dari masing-masing negara sekarang akan bertemu dalam sebuah komisi bersama dan memiliki waktu dua minggu untuk menemukan solusi - waktu dapat diperpanjang jika semua pihak setuju. Jika perpanjangan waktu diajukan, dewan penasihat akan memiliki waktu 20 hari tambahan untuk mengadili masalah tersebut.
Jika solusi tidak ditemukan, proses ini akan dapat mengarah pada penerapan kembali sanksi PBB yang sudah ada sebelum kesepakatan nuklir Iran ditandatangani.
Kenapa sengketa dicetuskan sekarang?
Keputusan terbaru Iran untuk tidak lagi mematuhi batasan-batasan dalam perjanjian itu membuat pemimpin Eropa mengambil tindakan, meskipun Iran sudah secara bertahap mengurangi kepatuhan sejak AS menarik diri dari perjanjian.
Jerman, Prancis, Inggris, dan Uni Eropa diketahui menandatangani Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada 2015 bersama dengan Amerika Serikat, Rusia, dan Cina. Trump kemudian secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada 2018, dan memberlakukan kembali sanksi AS, yang sebagian besar membatasi manfaat ekonomi terhadap Iran.
Negara Eropa penandatangan kesepakatan nuklir Iran pun telah berusaha menyelamatkan perjanjian itu namun belum mampu menangkal dampak dari sanksi AS.
(gtp/rap) (AP, AFP, Reuters)