Komandan Pasukan Elit Iran Tewas
Akui Rudalnya Membuat Pesawat Ukraine Airlines Jatuh, Iran Juga Tuding Akibat Kecerobohan AS
Sempat membantah, Iran akhirnya mengakui jatuhnya Boeing 737 Ukraine Airlines akibat rudal Iran
Dilansir Sky News Kamis (9/1/2020), dia mengaku mendapatkan bukti berupa data intelijen baik dari pihaknya maupun sekutu.
"Bukti itu mengindikasikan bahwa pesawat tersebut jatuh setelah ditembak rudal Iran. Mungkin saja tidak disengaja," katanya.
Meski begitu, dia tidak ingin langsung menarik kesimpulan atau menuduh secara langsung, dan menolak menjabarkan detilnya.
Pernyataan yang sama juga disuarakan oleh Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, di mana empat warganya jadi korban tewas.
"Terdapat informasi utama bahwa penerbangan itu dihantam rudal jenis Surface to Air," jelas Johnson dilansir AFP.
Dia melanjutkan, London bakal bekerja sama dengan Kanada dan mitra mereka dalam menggelar penyelidikan yang transparan.
Johnson juga meminta supaya jenazah para korban penerbangan 752 bisa segera diserahkan ke pihak keluarga, agar dimakamkan secara layak.
Sementara Presiden AS Donald Trump mengatakan, dia mempunyai kecurigaan.
"Tetapi, seseorang bisa saja melakukan kesalahan," jelasnya dikutip BBC.
Pesawat Ukraine International Airlines itu jatuh setelah lepas landas pada pukul 06.12, beberapa jam setelah dua pangkalan AS diserang Iran.
Teheran menyatakan dalam penyelidikan awal mereka, pesawat yang mengangkut 167 penumpang dan sembilan kru itu mengalami "keadaan darurat".
Baca: MPR Minta Pemerintah Ambil Sikap atas Ketegangan Amerika-Iran
Namun, kru tidak mengumumkan keadaan tersebut, dan berusaha kembali ke bandara sebelum kemudian jatuh di lokasi pertanian.
Pihak Ukraina menerangkan, mereka mencoba untuk mengonfirmasi kebenaran kabar bahwa rudal Iran yang diduga menghantam pesawat buatan Rusia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Pesawat Boeing 737 Ukraina Jatuh, PM Kanada: Bukti Tunjukkan Ditembak Rudal Iran