Menembak mati diktator pada Hari Natal: "Saya sudah tahu bahwa saya yang akan membunuh Ceausescu'
Pada Hari Natal 30 tahun lalu, diktator komunis Romania dieksekusi setelah terjadi pertumpahan darah, dan seorang anggota pasukan terjung payung
Maka ketika Ceausescu dieksekusi mati pada hari Natal 1989, atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan, banyak orang merasa lega.
"Orang bijak mengatakan, mungkin darah harus tumpah agar peristiwa besar seperti ini bisa tenang," kata Rabagia.


Tiga dekade berlalu
Tiga dekade setelah kejatuhan Komunisme, Rumania menjadi negara anggota Uni Eropa dengan ekonomi yang terus tumbuh.
Namun bagi sebagian penduduk, luka dari peristiwa berdarah tahun 1989 masih terasa.
Misalnya Alexandru Catalin Giurcanu, 46 tahun, yang ayahnya diburuh dengan brutal pada masa revolusi.
Ia berdiri di depan gedung Mahkamah Agung Rumania, masih mencari keadilan.
"Sesudah 30 tahun, sistem pengadilan kita masih berjuang mencari siapa yang melakukan pembunuhan pada masa revolusi," katanya kepada BBC.
"Kami di sini memulai proses hukum untuk kasus yang masih terbuka sejak awal 90-an," katanya.

Ini merupakan sidang pertama dari pengadilan terhadap terdakwa mantan presiden Ion Iliescu, yang menggantikan Ceausescu.
Ia juga didakwa melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Jaksa mendakwa Ion Iliescu - kini 89 tahun dan sakit-sakitan - bertanggungjawab terhadap 'melembaganya gangguan kejiwaan' dan korban jiwa 862 orang selama revolusi 1989.
Lebih dari 5.000 orang dijadwalkan akan bersaksi dalam persidangan ini.
Selama revolusi 1989 di Rumania, diperkirakan lebih dari 1.100 orang tewas.

"Saat itu ayahku mencari aku yang tak pulang-pulang," kata Alexander.