Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi tewas dalam operasi militer AS, 'merintih, menangis' sebelum ledakkan bom rompi, kata Presiden Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan Abu Bakar al-Baghdadi bersembunyi di terowongan, "merintih, menangis" lantas dikejar oleh anjing
"Bisa jadi pengikutnya yang ada di mana-mana itu melakukan aksi bom rompi juga karena mengikut pimpinannya," kata Ali kepada wartawan BBC News Indonesia, Pijar Anugerah.
Tetapi menurut pengamat terorisme Al Chaidar, kematian al-Baghdadi akan sangat berpengaruh pada para pengikutnya yang ada di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pasalnya, setiap orang yang ingin menjadi bagian dari ISIS melakukan baiat secara personal kepada al-Baghdadi.
"Nah seandainya Abu Bakar al-Baghdadi ini sudah tewas maka mereka tak bisa lagi melakukan baiat itu. Dan baiat itu harus diubah sampai ada pemimpin baru yang ditunjuk, dan untuk menunjuk pemimpin baru itu tidak mudah," kata Al Chaidar.
Al Chaidar memperkirakan akan ada pemimpin-pemimpin faksi yang masing-masing mengklaim dirinya berhak untuk menjadi penerus Abu Bakar al-Baghdadi.
Dosen di Universitas Malikussaleh itu menambahkan, faksi ISIS yang paling kuat untuk meneruskan kepemimpinan al-Baghdadi ada di Mindanao, Filipina selatan. Itu berarti ada potensi kebangkitan ISIS di Asia Tenggara, meski dalam keadaan terseok-seok.
Khusus di Indonesia, Al Chaidar menduga jumlah pendukung ISIS bakal turun drastis, sebagian beralih ke kelompok jihad lain - tapi ini agak sulit.
"Karena mereka sudah gontok-gontokan dengan pengikut al-Qaida. Mereka sudah saling mengkafir-kafirkan di antara mereka sendiri.
"Posisinya kelompok-kelompok ini, kalau dikejar oleh pemerintah maka tidak ada lagi kelompok-kelompok jihadis yang akan membela mereka."