Operasi militer: Erdogan tolak desakan AS untuk akhiri serangan Turki ke Suriah
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menolak desakan Amerika Serikat untuk melakoni gencatan senjata di bagian utara Suriah. Erdogan menegaskan,
Selain melawan ISIS, suku Kurdi sangat penting bagi AS dalam membatasi pengaruh saingannya, Rusia dan Iran, serta mempertahankan pengaruhnya di lapangan.
Pasukan pemerintah Suriah telah memasuki kota strategis Manbij, yang terletak di dalam wilayah tempat Turki ingin menciptakan "zona aman". Pasukan Turki dan laskar anti-pemerintah pro-Turki telah berkumpul di dekat kota tersebut.
Untuk saat ini, pasukan Suriah tidak akan dikerahkan antara Tal Abyad dan Ras al-Ain, tempat Turki telah memfokuskan upayanya.

Mengapa Manbij begitu penting?
Turki telah mengancam kota itu sejak SDF yang dipimpin Kurdi membebaskannya dari ISIS pada 2016. Manbij terletak dekat dengan perbatasan, dan Turki menganggap milisi Kurdi di Suriah sebagai organisasi teroris.
Selama dua tahun terakhir, ratusan tentara AS terlihat berpatroli di jalan-jalan kota.
PadaMaret 2017, Pentagon mengerahkan tentara ke daerah tersebut - dan tidak seperti di bagian lain Suriah, mereka mengibarkan bendera AS dari kendaraan untuk secara terang-terangan menghalangi operasi Turki dan meyakinkan kedua belah pihak. Patroli itu begitu terang-terangan sehingga seorang pengebom bunuh diri menewaskan empat tentara AS di Manbij awal tahun ini.
Namun pengerahan pasukan itu akan segera berakhir. Pada hari Selasa kemarin, juru bicara militer AS Kolonel Myles B Caggins menulis di Twitter: "Pasukan koalisi melakukan penarikan yang disengaja dari timur laut Suriah. Kami berada di luar Manbij."

Pasukan pemerintah Suriah dan sekutu mereka dari Rusia segera bergerak masuk.
Sebuah video yang diunggah di Twitter menunjukkan seorang wartawan perang Rusia di dalam bekas kamp militer AS, dengan peralatan yang tampaknya ditinggalkan begitu saja ketika mereka meninggalkan daerah itu dengan terburu-buru.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pasukan pemerintah Suriah kini telah menguasai lebih dari 1.000 kilometer persegi di sekitar Manbij.
Foto-foto dari tempat kejadian menunjukkan kendaraan militer yang mengibarkan bendera Suriah dan Rusia memasuki kota.
Ini menandai perubahan dramatis dalam perang saudara di Suriah, hanya lebih dari seminggu setelah Presiden Trump mengumumkan penarikan pasukan AS dari perbatasan.
Bagaimana situasi kemanusiaan di Suriah?
Badan amal medis internasional Médecins Sans Frontières (MSF) telah mengumumkan penarikan staf dan operasi di Suriah timur laut.
"Perkembangan terakhir hanya meningkatkan kebutuhan akan bantuan kemanusiaan, namun tidak mungkin untuk memberikannya dalam situasi saat ini yang tidak aman," kata manajer darurat MSF Robert Onus.