Sabtu, 4 Oktober 2025

Kisah dokter abad ke-19 yang dianggap gila karena kampanyekan pentingnya cuci tangan

Pada masa ketika dunia tidak memahami bahaya kuman dan rumah sakit dikenal sebagai 'rumah kematian', Ignaz Semmelweis menyebut keadaan higienis

Pernah ada suatu masa ketika membawa orang sakit ke rumah sakit sama sekali bukanlah hal terbaik untuk dilakukan.

Rumah sakit pada era itu merupakan tempat berkembang biaknya infeksi. Mereka pun hanya menyediakan fasilitas medis paling primitif untuk menangani orang sakit dan sekarat.

Kala itu muncul anggapan bahwa opsi yang lebih masuk akal adalah merawat orang sakit di rumah. Kematian di rumah sakit pada abad ke-19 mencapai tiga hingga lima kali lebih tinggi dibandingkan di tingkat domestik atau rumah tangga.

Rumah kematian

Rumah sakit pada masa itu berbau urin, muntahan dan cairan tubuh lainnya. Bau itu sangat menyengat sehingga para petugas medis terkadang menutup hidung mereka dengan sapu tangan.

Dokter pun jarang mencuci tangan dan peralatan medis mereka. Ruang operasi tempat para ahli bedah bekerja juga kotor.

Situasi itu membuat rumah sakit dikenal sebagai 'Rumah Kematian'.

The Gross Clinic, painted by Thomas Eakins in 1875
Getty Images
Lukisan berjudul The Gross Clinic (1875) karya American Thomas Eakins dibuat tepat sebelum aturan bedah higienis diterapkan. Lukisan ini kerap dibandingkan dengan lukisan Eakins lainnya, The Agnew Clinic (1889).

Di era ketika masyarakat dunia belum memahami kuman, seorang pria berusaha menerapkan ilmu pengetahuan untuk menghentikan penyebaran infeksi.

Nama pria itu adalah Ignaz Semmelweis.

Dokter berkebangsaan Hongaria ini berusaha menerapkan prosedur cuci tangan di kota Wina pada dekade 1840-an. Ia yakin, metode itu ampuh mengurangi angka kematian di ruang persalinan.

Upaya Semmelweis berfaedah tapi gagal karena dia dikecam rekan-rekannya. Namun belakangan, ia dikenal sebagai 'penyelamat para ibu'.

Dunia tanpa kuman

Semmelweis bekerja di Rumah Sakit Umum Wina, di mana kematian terus mengintai kamar pasien, persis seperti di rumah sakit lainnya pada saat itu.

Sebelum berkembangnya teori kuman pada paruh kedua abad ke-19, mayoritas dokter meragukan gagasan bahwa kondisi tidak higienis di rumah sakit berperan dalam penyebaran infeksi.

Image of St. George's Hospital in London
Getty Images
Rumah sakit pada abad ke-19 seperti St. George's di London dikenal sebagai 'rumah kematian'.

"Sulit membayangkan sebuah dunia yang tidak menyadari eksistensi kuman atau bakteri," kata Barron Lerner kepada BBC.

Lerner merupakan ahli sejarah kedokteran di Universitas New York, Amerika Serikat.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved