'Chimera manusia-hewan', mengapa Jepang jadi negara pertama yang mengizinkan ilmuwan mengembangkannya?
Hibrida manusia dan hewan semakin mendekati kenyataan setelah pemerintah Jepang menjadi pihak pertama yang mengizinkan tim peneliti untuk tidak
Para peneliti kemudian menyuntikkan embrio binatang dengan sel punca manusia. Mereka juga diizinkan untuk membiarkan embrio dilahirkan.
Izin kementerian mewajibkan percobaan Nakauchi hanya dilakukan pada binatang kecil yang secara genetika jauh dari manusia, kata Ayako Maesawa, direktur Bioetika Kementerian Jepang kepada BBC.
Tim juga harus mengawasi setiap tahapan perkembangan sel manusia pada otak embrio. Mereka kemudian akan menghabiskan dua tahun untuk mengamati perkembangannya setelah tikus lahir.
- Metode sel punca embrio untuk mata dianggap aman
- Cina hentikan penelitian bayi hasil rekayasa genetika
- Ilmuwan Cina 'bangga' setelah mengklaim 'membuat' bayi hasil rekayasa genetika
Nakauchi mengatakan kepada BBC, begitu seluruh masalah administrasi rampung, dia akan memulai penelitian pada bulan September.
Pada sebuah percobaan yang dilakukan di Universitas Stanford, California, Nakauchi sebelumnya telah menempatkan sel punca manusia pada telur domba yang telah dibuahi dan mencangkokan embrio pada domba.
Embrio kemudian dibunuh setelah berkembang selama 28 hari. Di dalam embrio hanya terdapat sedikit sel manusia dan ciri manusia tidak tumbuh, kata Nakauchi kepada koran Asahi Shimbun.
"Jumlah sel manusia yang tumbuh di dalam tubuh domba sangatlah sedikit, sekitar satu dari seribu atau satu dari puluhan ribu," katanya.
"Pada tingkat itu, seekor binatang dengan wajah manusia tidak akan pernah dilahirkan."

Perbedaan gen
Tetapi menumbuhkan sel manusia pada spesies lain tidaklah mudah.
Jun Wu, seorang peneliti pada Universitas Texas, Southwestern Medical Center di Dallas, mengatakan tidaklah masuk akal melahirkan embrio hibrida manusia-binatang dengan menggunakan spesies yang berjauhan evolusinya, seperti babi dan domba.
Spesies ini, katanya, akan segera membunuh sel manusia.
Bulan lalu, koran Spanyol, El Pais melaporkan para peneliti Spanyol menyatakan telah menciptakan embrio manusia-monyet di sebuah laboratorium di China.
Penelitian dipimpin Professor Juan Carlos Izpisua Belmonte, dari Salk Institute for Biological Studies di California, yang sebelumnya menciptakan embrio manusia-babi di laboratorium.