Muslim di India: Insiden 'dipaksa makan daging babi' dan kekerasan membuat korban tak punya alasan hidup
Meningkatnya angka kejahatan terhadap Muslim di India menimbulkan rasa cemas bahwa negeri tersebut menjadi intoleran.
Tetapi seiring warga India berbondong-bondong ke TPS, beberapa kalangan khawatir kalau kekuasaan BJP periode kedua dapat membawa negara ini lebih dekat ke negara mayoritarian.
Salah satu janji dalam manifesto partai adalah menghapus semua imigran ilegal dari Bangladesh yang tinggal di India.
Partai itu menjanjikan amnesti bagi sebagian orang – Hindu, Budha, Sikh, Kristen, Parsis, dan Jain – tetapi umat Islam secara khusus dikecualikan.
Pada reli kampanye, presiden BJP Amit Shah menyebut para imigran ini sebagai "rayap" dan "penyusup", menuai cercaan dari banyak pihak.
Di distrik Goalpara di Assam, sekelompok penduduk desa duduk melingkar di atas kursi plastik.
Banyak yang memegang potongan kertas dengan foto anggota keluarga mereka di atasnya.
Silsilah keluarga sebagai bukti
Tahun lalu, orang-orang di seluruh negara bagian ini diminta untuk menunjukkan dokumentasi silsilah keluarga mereka dan membuktikan bahwa mereka orang India.
Dalam kasus ini, dokumentasi yang membuktikan bahwa mereka memasuki Assam sebelum 24 Maret 1971 — sehari sebelum negara tetangga Bangladesh menyatakan kemerdekaan.
Ufaan, ibu empat anak, membuka selembar kertas. Di bagian atas ada foto suaminya yang meninggal dunia tahun lalu, dan di bawahnya ada wajah anak-anak lelakinya.
Keluarganya lahir di India, tetapi tidak satu pun dari mereka yang akhirnya terdaftar di Data Kependudukan Nasional (NRC) pemerintah. Empat juta penduduk – banyak dari mereka Muslim – juga tidak masuk dalam daftar.

Ufaan takut ini berarti ia mungkin bakal diusir dari satu-satunya negara yang ia anggap sebagai rumahnya.
Duduk di dekatnya adalah Mohammed Samsul, yang juga hidup dalam gelisah. Ia memberi tahu saya bahwa kakek dan ayahnya lahir di Assam dan nama keduanya muncul di daftar. Ia mengaku bahwa meskipun memiliki semua dokumen, namanya tidak muncul di daftar NRC.
"Kami senantiasa hidup dalam ketakutan. Saya takut polisi akan datang pada malam hari dan membawa keluarga kami ke kamp pengungsi."
BJP menegaskan bahwa kebijakan mereka hanya ditujukan bagi imigran ilegal, namun ada ketakutan yang nyata bahwa kebijakan tersebut dapat digunakan untuk mengusir umat Islam.