Jumat, 3 Oktober 2025

Perempuan-perempuan Pakistan dijadikan budak seks di China dengan kedok pernikahan

Kisah Sophia (bukan nama sebenarnya) yang merupakan seorang perempuan Kristen dari Pakistan, yang menjadi budak seks di China.

Enam bulan yang lalu, Sophia (bukan nama sebenarnya) yang merupakan seorang perempuan Kristen dari Pakistan, melangsungkan pernikahan dengan seorang pria Kristen asal China di kota Faisalabad, Pakistan timur.

Pernikahan tersebut terlihat sempurna dan menunjukkan keduanya pasangan yang serasi.

Sophia, 19 tahun, bekerja di sebuah salon kecantikan. Adapun calon suaminya yang berusia 21 tahun adalah pedagang alat-alat kecantikan.

Orang tua Sophia tidak punya cukup uang untuk membiayai perkawinan tersebut, namun dari pihak calon suaminya bermurah hati menawarkan seluruh biaya pernikahan.

Prosesi pernikahan berlangsung sesuai dengan adat orang Pakistan, yang tentu saja membuat orang tua Sophia senang karena calon suaminya yang berasal dari China menghormati tradisi setempat.

Seperti biasa ada proses lamaran, dilanjutkan dengan upacara pemakaian daun pacar "henna" dan terakhir "baraat". Tradisi itu meliputi tiba di rumah pengantin perempuan, melakukan akad nikah, lalu pengantin perempuan pergi untuk memulai kehidupan baru dengan suaminya.

Namun hanya dalam waktu sebulan, Sophia kembali lagi ke rumah orang tuanya. Ia melarikan diri dari apa yang ia yakini saat ini adalah upaya penipuan yang memperdagangkan perempuan-perempuan Pakistan ke dalam perbudakan seksual di China.

Saleem Iqbal, seorang pegiat HAM Kristen yang menelusuri perkawinan semacam itu mengatakan, dirinya meyakini ada sekitar 700 perempuan, kebanyakan Kristen, telah menikahi pria-pria China hanya dalam waktu satu tahun.

Apa yang terjadi pada banyak perempuan ini tidak diketahui, tetapi Human Rights Watch mengatakan mereka "berisiko mengalami perbudakan seksual".

Dalam beberapa minggu terakhir, puluhan warga China dan beberapa penghubung dari Pakistan, termasuk setidaknya satu pendeta Katolik, ditangkap terkait dengan dugaan pernikahan palsu.

Badan Investigasi Federal Pakistan (FIA) mengungkapkan kepada BBC bahwa "kelompok-kelompok kriminal China memperdagangkan para perempuan Pakistan dan "menyamarkannya" dengan perkawinan lalu dimasukkan ke dalam perdagangan seks".

Dikatakan dalam satu kelompok beberapa pria berperan sebagai insinyur di sebuah proyek pembangkit listrik sambil mengatur pernikahan dan mengirimkan uang dengan kisaran mulai US$12.000 (atau Rp173 juta) sampai US$25.000 (atau Rp361 juta) kepada setiap perempuan di China.

Perempuan-perempuan Kristen - yang sebagian besar berasal dari kalangan orang-orang miskin dan terpinggirkan - tampaknya menjadi sasaran utama para pelaku perdagangan manusia, mereka membayar uang ratusan juta kepada para orangtuanya.

Kaum Kristen Pakistan
AFP
Ada sekitar 2,5 juta orang Kristen di Pakistan.

China membantah bahwa perempuan-perempuan Pakistan itu diperdagangkan untuk kemudian dijerumuskan ke dalam industri pelacuran. Mereka mengatakan "beberapa media telah mengarang laporan dan menyebarkan rumor tersebut".

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved