Manusia purba yang bisa bertahan dalam cuaca ekstrem ditemukan di dataran tinggi Tibet
Para ilmuwan menemukan bukti bahwa spesies manusia purba yang disebut Denisova hidup di dataran tinggi Tibet.
Sementara para peneliti tidak dapat menemukan jejak DNA yang tersimpan dalam fosil ini, mereka berhasil mengesktrasi protein dari salah satu molar, yang kemudian dianalisis dengan menerapkan apa yang disebut analisis protein purba.
"Analisis protein yang kami lakukan menunjukkan bahwa tulang bawah Xiahe merupakan populasi manusia yang terkait erat dengan Denisova yang tinggal di Gua Denisova," ujar Frido Welker dari Universitas Kopenhagen, Denmark, yang juga peneliti dari manusia purba ini.
Temuan ini dapat menjelaskan mengapa individu yang diteliti di Gua Denisova memiliki varian gen yang diketahui dapat melindungi mereka dari hipoksia (kekurangan oksigen) pada ketinggian tinggi.
- Seandainya dinosaurus tidak punah, apa yang terjadi?
- Adakah harapan bagi gajah 'bergading super' yang langka?
- Apa penyebab badak purba raksasa 'unicorn' punah 40 ribu tahun silam?
Ini menjadi teka-teki karena gua Siberia terletak hanya 700 meter di atas permukaan laut.
Sherpa, orang-orang Tibet masa kini dan populasi orang yang tinggal di sekitarnya memiliki variasi gen yang sama, yang mungkin diperoleh ketika Homo sapiensber bercampur dengan orang Denisova ribuan tahun lalu.
Bahkan, varian gen ini tampaknya telah mengalami seleksi alam positif (yang dapat mengakibatkan mutasi mencapai frekuensi tinggi dalam populasi karena mereka memberi keuntungan).
"Kami hanya dapat berspekulasi bahwa hidup di lingkungan seperti ini, setiap mutasi yang menguntungkan untuk menghirup oksigen yang tipis di atmosfer akan dipertahankan oleh seleksi alam," kata Profesor Hublin.