Kamis, 2 Oktober 2025

Manusia purba yang bisa bertahan dalam cuaca ekstrem ditemukan di dataran tinggi Tibet

Para ilmuwan menemukan bukti bahwa spesies manusia purba yang disebut Denisova hidup di dataran tinggi Tibet.

Para ilmuwan menemukan bukti bahwa spesies manusia purba yang disebut Denisova hidup di dataran tinggi Tibet.

Kemampuan untuk bertahan hidup di lingkungan ekstrem seperti itu sebelumnya hanya dikaitkan dengan spesies kita - Homo sapiens.

Nenek moyang manusia purba tampaknya telah mewariskan gen yang membantu manusia modern untuk bertahan hidup di ketinggian.

Rincian penelitian ini diterbitkan di jurnal Nature.

Denisova adalah spesies manusia misterius yang hidup di Asia sebelum manusia modern seperti kita berkembang di seluruh dunia, puluhan ribu tahun lalu.

Hingga kini, satu-satunya fosil manusia purba ini berasal dari beberapa fragmen tulang dan gigi di suatu situs purbakala Gua Denisova di Siberia.

Namun hasil tes DNA menunjukkan bahwa mereka adalah jenis yang berbeda dari manusia.

Kini, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi fosil manusia purba Denisova dari situs lain.

Fosil yang ditemukan adalah mandible atau tulang rahang bawah yang ditemukan pada 1980 di gua karst Baishiya, di ketinggian 3.280 meter di datarang tinggi Tibet, China.

Teknik yang disebut penanggalan seri uranimun digunakan pada endapan karbonat di tulang itu, dan didapati hasil bahwa fosil itu berumur 160.000 tahun.

Jean Jacques Hublin dari Max Planck Institute untuk Antropologi Evolusi di Leipzig, Jerman, mengatakan pihaknya menemukan bukti spesies manusia primitif - atau purba - yang hidup di ketinggian seperti itu adalah suatu kejutan.

"Ketika kita berurusan dengan 'manusia purba' - manusia Neanderthal, Denisova, dan spesies awal dari Homo sapiens - jelas bahwa spesies ini memiliki kemampuan untuk tinggal di lingkungan yang ekstrem.

"Jika Anda melihat situasi di Eropa, kami memiliki banyak situs manusia Neanderthal dan orang-orang telah mempelajari situs-situs ini selama satu setengah abad hingga sekarang.

"Situs yang berada di lokasi tertinggi yang kami miliki berada di ketinggian 2.000 meter. Tidak banyak, dan jelas bahwa itu adalah situs yang digunakan manusia Neanderthal ketika musim panas, mungkin untuk perburuan khusus. Tapi sebaliknya, kami tidak memiliki jenis situs seperti [di Tibet] ini."

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved