Brochez, Sang Pembocor Data Penderita HIV di Singapura
Portal HealthHub Kementerian Kesehatan menyebutkan, 90% infeksi HIV di Singapura terjadi melalui hubungan seksual,
“Ada cara untuk menandai penyakit tersebut sehingga profesional kesehatan sadar bahwa seseorang telah didiagnosis, tetapi mungkin tidak perlu mempertahankan database untuk itu,” katanya. Apalagi, dengan kemajuan medis selama dekade ini, penyakit HIV bisa jadi tidak menular sehingga kurang perlu untuk dilacak dengan database.
Dr Tan Kok Kuan, kepala petugas medis di Grup Klinik Dokter Tan And Partners, mengatakan pendaftaran tidak dibutuhkan. Saat pendaftaran HIV wajib dilakukan pada tahun 1985, sangat sedikit pemahaman tentang penyakit ini. “Dan tidak ada cara efektif untuk mengobatinya,” kata Dr. Tan.
Kliniknya melakukan tes HIV anonim. Perbedaannya sekarang adalah bahwa petugas kesehatan dan profesional tahu persis penyebaran virus dan juga memiliki perawatan medis efektif yang baik yang memungkinkan orang HIV-positif untuk menjalani kehidupan yang sehat dengan masa hidup yang normal
Kata dia, awalnya ketika mengetahui tentang HIV, pasien sangat takut sehingga membutuhkan perincian data untuk melindungi kesehatan masyarakat. “Saat ini, HIV tidak berbeda dengan penyakit kronis lainnya seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, ”kata dia.
Dr Leong menambahkan, selama 10 tahun terakhir, ada peningkatan besar dalam pengobatan HIV. “Perawatan ini menjadi lebih kuat dan menyebabkan lebih sedikit efek samping, ”katanya. Bahkan dengan HIV menjadi lebih mudah untuk diobati dan hidup dengan, stigma terhadap orang HIV-positif tetap ada, kata dokter dan penderita.
Dr Chan kemudian mengusulan data anonim registrasi akan menghilangkan stigma para penderita HIV di masyarakat.