Brochez, Sang Pembocor Data Penderita HIV di Singapura
Portal HealthHub Kementerian Kesehatan menyebutkan, 90% infeksi HIV di Singapura terjadi melalui hubungan seksual,
Laporan Reporter Kontan, Titis Nurdiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Singapura selama sepekan terakhir dihebohkan berita atas data-data pengidap the immunodeficiency virus (HIV) yang bocor. Kementerian Kesehatan Singapura juga telah mengonfirmasi kebenaran kebocoran detail pribadi atas 14.200 orang pengidap HIV-positif yang disimpan dalam database.
Adalah Mikhy Farrera Brochez, warga negara Amerika Serikat sebagai pembocor data-data tersebut.
Ia juga menyebarkan data-data tersebut lewat daring. Kepolisian Kentucky, Amerika Serikat, sudah berhasil menangkap Brochez (34 tahun) yang membocorkan informasi pribadi atas 14.200 orang yang mengidap HIV Aids di Singapura itu.
Brochez ditangkap di rumah ibunya di daerah Clark County, Winchester, Kentucky, AS.
Usai ditangkap, Brochez juga langsung dibawa ke Pusat Penahanan Clark County. Dia dijadwalkan hadir di pengadilan distrik 18 Februari 2019 mendatang untuk menghadapi tuduhan pelanggaran pidana tingkat ketiga.
Lantas siapa Brochez? Pria AS ini tercatat telah melakukan sejumlah penipuan. Saat penggrebekan rumahnya di Singapura, polisi menemukan sejumlah ijazah pendidikan atas nama dirinya yang belakangan diketahui palsu.
Ijazah palsu tersebut, antara lain dengan gelar linguistik dari Universitas Vanderbilt, gelar master di bidang psikologi dan perkembangan anak dari Universitas Paris.
Tak hanya itu saja, polisi juga menemukan paspor yang dikeluarkan oleh Bahama dengan nama Malatesta da Farrera-Brochez.
Baca: Mudah dan Mengasyikkan, Honda PCX Electric Gunakan 2 Metode Pengisian Baterai Listrik
Brochez diketahui pernah memberikan presentasi dan berbicara di beberapa konferensi internasional sebagai akademisi. Dalam sebuah wawancara tahun 2010 dengan surat kabar lokal, Brochez mengklaim bisa berbicara dalam delapan bahasa.
Ia juga mengaku sebagai putra dari seorang profesor psikologi anak dan remaja yang terkenal di Inggris. Hanya penelusuran The Independent tentang asal usul Brochez, psikolog Inggris yang diakui menjadi orang tua Brozhez tidak mengenalnya.
Brochez juga pernah dipenjara pada tahun 2016 karena berbohong tentang status HIV-nya untuk mendapatkan izin kerja di Singapura.
Tahun 2018 lalu, dia lantas dijatuhi hukuman 28 bulan penjara karena kasus penipuan dan narkoba. Pada April 2018, Brochez dideportasi dari Singapura.
Dari mana Brochez mendapat data-data para pengidap HIV di Singapura itu? Brochez diketahui pernah menjalin hubungan dengan seorang lelaki berprofesi dokter di Singapura.
Pria itu adalah Ler Teck, kepala Unit Kesehatan Masyarakat Nasional di Kementerian Kesehatan. Mereka hidup bersama di Singapura pada tahun 2008. Kemudian mereka menikah di New York pada 24 April 2014.
Sebagai kepala unit kesehatan, Ler punya kewenangan mengakses informasi pasien pengidap HIV meski data ini rahasia. Ler diduga tidak mematuhi kebijakan rahasia tersebut. Belakangan Ler mengundurkan diri dari jabatannya pada Januari 2014.