Ribuan Orang Menangis Saat Pemakaman 25 Korban Serangan Teror dalam Parade Militer Iran di Ahvaz
Tangisan pecah, Senin (24/9/2018), saat pemerintah dan warga Iran melaksanakan pemakaman.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, AHVAZ - Tangisan pecah, Senin (24/9/2018), saat pemerintah dan warga Iran melaksanakan pemakaman terhadap para korban teror yang terjadi saat parade militer di barat daya kota Ahvaz.
Serangan mematikan yang terjadi Minggu (22/9/2018) itu menewaskan 25 orang.
Serangan yang diklaim dilakukan ISIS itu paling mematikan di Iran dalam satu dekade terakhir.
Serangan hari Sabtu di Ahvaz, ibukota Propinsi Khuzestan, dituding dilakukan separatis.
Baca: Kronologi SBY Walk Out Dari Acara Deklarasi Kampanye Damai Versi Projo
Setidaknya 60 orang juga terluka ketika militan yang menyamar sebagai tentara menyerang pasukan yang sedang berbaris dan penonton dalam parade militer.
Pada Senin (24/9/2018), ribuan pelayat berkumpul di masjid Sarallah di Ahvaz di persimpangan Taleghani ketika matahari bersinar terik.
Sementara lainnya, terutama anak muda membawa foto-foto besar dari mereka yang tewas dalam serangan itu.
Baca: Di Jepang, pemain rugbi diminta menutupi tato karena identik yakuza
Sebanyak 25 orang tewas, 12 orang-orang dari Ahvaz dan sisanya dari tempat lain di Khuzestan.
Prosesi berjalan menyusuri Naderi dan jalan-jalan Zand.
Banyak orang yang menangis dan memukul dada mereka sebagai cara tradisional untuk menunjukkan kesedihan dan duka mendalam.
Isak tangis dan jeritan duka pecah ketika jenazah seorang pahlawan, 54 tahun, Hossein Monjazi, seorang veteran perang Penyandang Cacat dan anggota Garda revolusi yang telah kehilangan kaki dan tangan dalam perang Iran-Irak tahun 1980, dibawa keluar.
Baca: Perang dagang dan cukai baru AS: Cina siapkan pertempuran panjang
Monjazi di kursi roda menonton parade ketika suara tembakan meletus dan tidak dapat menemukan tempat berlindung dari hujan peluru.
Berbicara pada upacara kematian, komandan Garda revolusi Jenderal Hossein Salami bersumpah akan membalas dendam terhadap pelaku serangan itu.
"Kalian bertanggung jawab untuk tindakan ini; Anda akan menghadapi dampaknya, "ujar Jenderal.
"Kami memperingatkan semua orang di belakang serangan ini, kami akan membalas dendam," tambahnya.