Sabtu, 4 Oktober 2025

Impian Jurnalis Palestina Yaser Murtaja Untuk Traveling Kandas Setelah Tewas Ditembak Pasukan Israel

Yaser Murtaja (30), jurnalis Palestina yang tewas di tembak tentara Israel dikenal sebagai seorang pria ramah

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
(Anadolu)
Orang-orang Palestina membawa tubuh Yaser Murtaja, yang ditembak oleh tembakan pasukan Israel saat meliput unjuk rasa di dekat perbatasan Gaza.(Anadolu) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Yaser Murtaja (30), jurnalis Palestina yang tewas di tembak tentara Israel dikenal sebagai seorang pria ramah dan mendedikasikan hidupnya untuk menyampaikan kisah penduduk Gaza ke seantero dunia.

Di bawah foto Pelabuhan Kota Gaza yang ia abadikan melalui drone miliknya, Yaser menuliskan caption yang memiliki arti penting dalam hidupnya yang mendambakan 'travelling'.

Baca: Seorang Wartawan Palestina Tewas Ditembak Pasukan Israel

"Saya harap saat dimana saya mengambil foto ini adalah saat saya berada di langit, bukan di tanah, nama saya Yaser, usia saya 30 tahun, tinggal di kota Gaza dan saya belum pernah melakukan perjalanan sebelumnya dalam hidup saya!".

Keterangan impian travellingnya itu ia tulis pada 24 Maret lalu.

Tragisnya, dua minggu kemudian, pria itu tewas oleh pasukan Israel saat ia sedang meliput protes Jumat kedua dalam aksi yang digelar dalam beberapa minggu di dekat perbatasan Timur Jalur Gaza.

Baca: Mobil Tabrak Kerumunan Massa di Kota Münster Jerman, 4 Tewas dan Puluhan Luka-luka

Dikutip dari laman Al Jazeera, Sabtu (7/4/2018), seorang sniper Israel menembak Yaser di bagian perut, meskipun saat itu Yaser mengenakan jaket anti peluru yang ditandai dengan kata 'Press' atau Pers.

Ia menjadi warga Palestina ke 10 yang dibunuh pasukan Israel setelah ditembak pada Jumat, 6 April lalu.


Mimpinya untuk Terbang

Keinginan Yaser untuk travelling, merupakan tema yang diposting secara berulang di media sosialnya.

Pada Februari lalu, mimpinya tercapai saat ia berhasil meninggalkan Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah Selatan.

Baca: Ada Sumur Bor, Santri di Desa Suci Jember Tak Lagi Naik Truk Cari Air Bersih

Namun, setelah menghabiskan berjam-jam di longe Mesir yang berada di sisi lain persimpangan, ia pun dipaksa kembali ke daerah yang dikepung bersama ratusan pelancong lainnya.

Dalam postingannya di Facebook, ia menjelaskan peristiwa tersebut.

Yaser menuliskan, "Pertama kali sepanjang hidup saya, saya berhasil melakukan 'travelling' kemarin, namun saya kembali hari ini, saya tinggal di lounge Mesir, dan (sebenarnya) saya berharap bisa naik pesawat bahkan mungkin hanya melihatnya, satu saja, tapi sebaliknya, apa yang saya lihat hanya penghinaan dan oenindasan terhadap orang-orang dari Gaza,".

Dalam foto lainnya, Yaser terlihat memegang sebuah drone sesaat sebelum lepas landas untuk mengambil gambar dari atas Jalur Gaza.

Komentarnya pada beberapa foto yang diambil oleh drone itu, semuanya mengarah pada impiannya untuk terbang atau bepergian, bahkan hanya untuk sekali dalam hidupnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved