Jumat, 3 Oktober 2025

Akankah larangan perdagangan gading di Cina menyelamatkan gajah?

Cina mulai menerapkan larangan produksi dan penjualan gading gajah walau beberapa pabrik dan toko masih boleh beroperasi hingga akhir tahun.

Liu Fenghai menghimpun kekayaan dari perdagangan gading gajah dan ada masanya dia mempekerjakan 25 pengrajin di pabrik gadingnya di Harbin.

Dia membeli gading kasar dan dipoles menjadi liontin, pemberat keras, maupun patung yang memenuhi rak di toko gadingya. Ada juga ukiran gading dalam ukuran besar yang dipajang.

Pada masa puncak perdagangan gading, beberapa produk di tokonya bisa terjual sampai beberapa ribu dolar Amerika atau belasan jutaan rupiah.

Namun pemerintah Cina mulai menerapkan larangan perdagangan gading yang 'brutal dan berdarah ini', yang disambut baik oleh para pegiat lingkungan.

Jelas Liu sedih, "Saya merasa tidak baik sama sekali. Tradisi ini sudah berlangsung ribuan tahun dan kini akan mati di tangan generasi kami."

"Saya merasa seperti berbuat dosa," tambah pria berusia 48 tahun ini. "Dalam beberapa ratus tahun, kita akan melihat ini sebagai dosa sejarah."

Populasi gajah merosot

Walau ukiran gading memang bisa dilacak sampai beberapa abad lalu di Cina, sebenarnya merupakan seni dengan pasar yang amat terbatas dan Cina -pada masa lalu- tidak pernah menjadi pemain utama dalam perdagangan gading dunia.

Sepanjang abad 19 dan 20, pembunuhan gajah secara besar-besaran untuk mendapatkan gadingnya dilakukan oleh kekuatan kolonial Eropa dan belakangan oleh para pengusaha Amerika Utara.

Liu, gading, cina
BBC
Liu Fenghai menegaskan bahwa perdagangan gading merupakan tradisi yang sudah berlangsung ribuan tahun di Cina.

Kebutuhan di dunia Barat untuk ukiran gading, perhiasan, tuts piano, dan bola biliar telah menyebabkan anjloknya populasi gajah dari 20 juta ekor pada tahun 1800-an menjadi hanya dua juta tahun 1960.

Kedatangan kekuatan ekonomi Jepang pada masa 1970 hingga 1980 ikut meningkatkan perburuan gajah sehingga membuatnya terancam punah.

Baru pada tahun 1989, ketika diperlakukan larangan perdagangan gading gajah internasional, satwa ini bisa bernafas lega.

Lambang keberhasilan?

Namun kembali pula muncul perekonomian baru dunia yang juga ikut mengancam ketenangan perlindungan atas gajah; Cina.

Kemakmuran yang meningkat -dipadu dengan korupsi dan kolusi kapitalis di dalam Partai Komunis Cina- membuat gading gajah menjadi barang yang bernilai sebagai pajangan dari 'kebesaran, keberhasilan, dan sebagai hadiah khusus.'

Cina, gading
AFP
Populasi gajah dunia anjlok, dari 20 juta ekor pada tahun 1800-an menjadi hanya dua juta tahun 1960.

Hanya dalam beberapa tahun saja seni mengukir gading berkembang menjadi industri di Cina, yang diperkirakan menyerap 70% dari total perdagangan gading global.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved