Mengapa obat pencegah HIV sulit didapat di Indonesia?
Dengan mengkonsumsi obat PrEP rutin setiap hari, orang dengan HIV-negatif akan terlindungi dari infeksi virus HIV hingga 96%.
Menurutnya, banyak yang harus dipertimbangkan sebelum menerapkan PrEP. Misalnya terkait persiapan fasilitas kesehatan, persiapan logistik dan ketersediaan ARV.
Wiendra menyebut, persiapan uji coba akan dilakukan di Jakarta dan Denpasar. Namun, ketika ditanya kapan uji coba tersebut dilakukan, ia tidak memberi jawaban pasti, "Saya tidak bisa mengatakan ada target tahun kapan (mulai) PrEP."

Penerapan PrEP juga terkendala masalah dana.
Tidak hanya itu, ada masalah lain yang disebut Kemenkes masih mengganjal penerapan PrEP di Indonesia.
"Duitnya saya rasa berat," aku Wiendra.
Saat ini pemerintah dibantu dana dari Global Fund, telah mengucurkan "Rp800 miliar per tahun untuk menyediakan ARV bagi yang HIV positif. Itu sudah pas." Alhasil, orang dengan HIV positif dapat mengakses ARV dengan 'gratis'.
Wiendra bercerita "kalau ada PrEP, dananya akan jauh lebih besar. Paling tidak dua kali lipat, Rp1,6 triliun."
Ia mendorong orang yang berisiko untuk rajin mengecek kondisi kesehatan dan terus menggunakan kondom, karena PrEP hanya untuk mencegah HIV, tetapi tidak penyakit menular seksual lainnya.

Setia dan obat PrEP-nya.
Dari penjelasan pemerintah tersebut, tampak mimpi Setia agar metode PrEP diterapkan di Indonesia, masih jauh dari kenyataan.