Selasa, 30 September 2025

BPKH Dukung Pemerintah Manfaatkan Bandara Taif untuk Jamaah Haji Indonesia

Bandara Internasional Taif diproyeksikan sebagai jalur alternatif bagi kedatangan dan kepulangan jamaah haji dan umrah asal Indonesia

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
HO/BPKH
BANDARA TAIF - Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah. BPKH mendukung langkah Pemerintah Indonesia menjajaki pemanfaatan Bandara Internasional Taif, Arab Saudi, untuk jemaah Indonesia 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mendukung langkah Pemerintah Indonesia menjajaki pemanfaatan Bandara Internasional Taif, Arab Saudi, untuk jemaah Indonesia. 

Bandara Internasional Taif diproyeksikan sebagai jalur alternatif bagi kedatangan dan kepulangan jamaah haji dan umrah asal Indonesia.

“BPKH menyambut baik inisiatif Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan untuk menjadikan Bandara Taif sebagai alternatif kedatangan dan kepulangan jamaah haji/umrah. Kami siap mendukung jika diperlukan agar pelayanan jamaah haji dan umrah lebih baik lagi ke depannya,” ungkap Kepala Badan Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah, melalui keterangan tertulis, Rabu (11/6/2025).

Hingga 28 Mei 2025, menurut data dari Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, total jemaah haji khusus yang telah tiba di Arab Saudi berjumlah 10.654 orang. 

Baca juga: Satori Soroti Katering Haji: Dua Dapur Gagal Kirim, Harus Ada Kompensasi

Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.205 orang melalui Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah dan 4.449 orang melalui Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdulaziz di Madinah.

Fadlul menilai bahwa keberadaan Bandara Taif sebagai alternatif bandara kedatangan merupakan bentuk inovasi pelayanan yang relevan dengan semangat peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. 

"Dengan semakin banyaknya pilihan jalur transportasi udara, diharapkan perjalanan jamaah dapat berlangsung lebih efisien, aman, dan nyaman," katanya. 

Sebelumnya, rencana ini disampaikan oleh Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, dalam pertemuan dengan Otoritas Bandara Taif di Makkah, Arab Saudi.

Dalam kesempatan tersebut, Menhub menilai bahwa secara teknis Bandara Internasional Taif memiliki kelayakan untuk digunakan sebagai bandara alternatif selain Jeddah dan Madinah, mengingat lokasinya yang relatif dekat dengan Kota Makkah, yakni sekitar 70 kilometer.

“Bandara Taif akan menjadi alternatif bandara haji/umrah untuk mengurangi kepadatan di bandara utama. Ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mendistribusikan arus kedatangan dan meningkatkan kenyamanan jamaah,” ujar Menhub Dudy.

Langkah ini telah mulai diimplementasikan dengan kedatangan perdana sebanyak 44 jamaah haji khusus asal Indonesia melalui Bandara Taif pada Rabu (28/5), sebagai bagian dari upaya diversifikasi pintu masuk jamaah ke Arab Saudi.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved