Sinergi Pemerintah dan Swasta Ditekankan dalam Pembangunan Infrastruktur Hijau

TRIBUNNEWS.COM – Peringatan 50 tahun perusahaan konsultan teknik dan manajemen proyek, Meinhardt Indonesia menjadi momentum untuk menegaskan sinergi antara sektor swasta dan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur nasional.

Pada kesempatan tersebut, pihak Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang menghadiri momen ini menekankan pentingnya kerja sama multipihak untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, inklusif, dan berorientasi pada kualitas hidup masyarakat.

Sebagai catatan, dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian PU menggulirkan sejumlah program strategis, antara lain penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) pada pembangunan, skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) senilai lebih dari Rp563 triliun, penerbitan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dengan target minimal 30 persen ruang terbuka hijau di tiap kota, serta integrasi inklusivitas dalam desain infrastruktur.

Baca juga: Pemkot Tangsel Genjot Pembangunan Infrastruktur Demi Kenyamanan Warga

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menyampaikan, pembangunan infrastruktur ke depan tidak hanya bertujuan menghasilkan bangunan fisik, tetapi juga menciptakan ruang hidup yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“50 tahun adalah kisah tentang jejak langkah membangun kota, jembatan yang menghubungkan, serta gedung dan infrastruktur yang menjadi simbol kemajuan bangsa. Meinhardt telah hadir bukan hanya sebagai konsultan, melainkan sebagai mitra strategis perjalanan Indonesia menuju masa depan dengan perencanaan presisi, pengawasan teliti, dan teknologi mutakhir,” ujarnya di Jakarta, dikutip Rabu (1/10/2025).

Ia menambahkan, visi pemerintah saat ini adalah menghadirkan infrastruktur yang tangguh, hijau, dan ramah lingkungan.

“Sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto, kita bersama membangun infrastruktur yang bukan sekadar beton dan baja, tetapi ruang hidup yang meningkatkan kualitas masyarakat serta menjadi warisan generasi mendatang,” imbuhnya.

Meinhardt Indonesia, yang berdiri sejak 1975, menjadi salah satu mitra swasta yang berperan dalam berbagai proyek strategis di tanah air.

Targetkan Nilai Kontrak US$ 2 Miliar per Tahun

Selama lima dekade, perusahaan ini terlibat dalam lebih dari 3.000 proyek multidisiplin di bidang perkotaan, industri, pelabuhan, hingga bangunan ikonik seperti Mori Tower Jakarta, Manara Astra, dan Fairmont Hotel.

Djinadi Gunawan, Managing Director Meinhardt Indonesia menekankan, dalam perjalanan ke depan, pihaknya menegaskan fokus pada investasi strategis di sektor infrastruktur nasional, khususnya energi hijau, pengembangan kota, dan pusat data (data centre) dalam tiga tahun ke depan.

Perusahaan menargetkan pertumbuhan nilai kontrak hingga 30% per tahun, dengan portofolio proyek strategis mencapai US$2 miliar per tahun dalam lima tahun mendatang.

Djinadi, pihaknya menyatakan akan menyesuaikan langkah investasi strategisnya dengan arah kebijakan Kementerian PU, terutama pada tiga fokus utama: pengembangan energi hijau, infrastruktur perkotaan, dan pusat data.

Upaya ini juga mencakup dukungan terhadap penerapan Bangunan Gedung Hijau (BGH) dan Bangunan Gedung Cerdas (BGC) yang menjadi bagian dari misi nasional menuju smart and sustainable city.

Meinhardt menyebut lima hingga sepuluh tahun mendatang sebagai periode penting untuk memperkuat kontribusinya.

Rencana itu antara lain mengedepankan desain rendah karbon, memperluas integrasi teknologi digital dalam perencanaan dan monitoring proyek, serta mendukung visi Kementerian PU dalam membangun kota yang tangguh terhadap perubahan iklim.