Minggu, 5 Oktober 2025

Di Balik Lembaran Kain Jumputan Dea Modis: Lakoni Proses Tradisional dan Terapkan Zero Waste

Dea Modis 15 tahun menekuni kain jumputan tradisional, terapkan Zero Waste dan jadi UMKM binaan Yayasan Astra.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Bobby Wiratama
Tribunnews.com/Sri Juliati
UMKM DEA MODIS - Sejumlah siswa magang tengah menjemur kain yang telah selesai diwarnai di UMKM Dea Modis yang berada di Jalan Soga No.64A, Kalurahan Tahunan, Kapanewon Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (21/8/2025).Dea Modis 15 tahun menekuni kain jumputan tradisional, terapkan Zero Waste dan jadi UMKM binaan Yayasan Astra. 

TRIBUNNEWS.COM - Sudah 15 tahun, UMKM Dea Modis yang dirintis Tuliswati (64) konsisten mengembangkan kain jumputan khas Kampung Tahunan, Kapanewon Umbulharjo, Yogyakarta.

Meski tren mode terus berubah, Tulis -sapaan akrabnya- masih setia melakoni proses pembuatan kain jumputan secara tradisional dan handmade.

Pertama, Tulis terlebih dahulu membuat desain atau pola pada selembar kertas. Kemudian gambar pola dipindahkan dari kertas ke kain menggunakan pola dasar atau "mal".

Kain diletakkan di atas pola kertas, lalu pola tersebut akan menembus kain dan dapat 'diblat' menggunakan pensil. Setelah semua pola selesai dijiplak, masuklah pada proses jumput di mana pada bagian tertentu dari kain diikat menggunakan benang jeans.

"Kami memilih benang jeans karena lebih kuat dan fleksibel ketimbang rafia atau karet," ujar Zuha Udia Vanesi (32), putra bungsu Tulis yang ikut mengelola Dea Modis kepada Tribunnews.com, Kamis (21/8/2025).

Kain yang sudah selesai dijumput, lanjutnya, lantas dicelupkan ke dalam larutan pewarna lalu dijemur di bawah terik matahari. Pada bagian yang tidak diikat akan memiliki warna, sedangkan bagian yang diikat akan tetap putih.

Usai kering, ikatan dilepas atau 'didedel' kemudian dicuci sebanyak 2-3 kali dan disetrika sebelum dikreasikan menjadi produk fashion seperti baju, vest, dan lainnya.

"Saat ini, kami fokus memproduksi kain jumputan dengan warna dasar merah, biru, dan hitam. Sementara motif paduannya, yang paling cocok jumputan dikombinasikan dengan lurik," kata Zuha.

UMKM DEA MODIS - Pemilik sekaligus perintis UMKM Dea Modis, Tuliswati saat berada di sebuah pameran.
UMKM DEA MODIS - Pemilik sekaligus perintis UMKM Dea Modis, Tuliswati saat berada di sebuah pameran. (ISTIMEWA/TRIBUNJOGJA.COM)

Terapkan Zero Waste

Selama proses produksi, Tulis menerapkan prinsip zero waste. Pada tahun 2016, Dea Modis sudah memiliki pengolahan limbah sendiri, sehingga tidak akan mencemari lingkungan sekitarnya.

Potongan kain sisa dari proses penjahitan akan dikreasikan menjadi produk aksesori. Kain perca yang berukuran besar akan dibuat menjadi obi atau belt.

Sementara kain perca yang agak kecil akan dijahit lagi menjadi aksesori pita atau anting-anting. Terakhir, kain perca yang berbentuk kotak dan panjang akan 'disulap' menjadi hangtag dan price tag atau label merek dan harga.

Baca juga: Kiprah Tuliswati Bangun UMKM Dea Modis, Gerakkan Perempuan Tahunan Lewat Kain Jumputan

"Pada kain yang cacat, hasil warnanya nggak jadi, atau motifnya nggak keluar, akan dijahit sendiri oleh ibu dan dipakainya. Dan ini menjadi personal branding dari Ibu yang setiap ada kesempatan dan ke mana pun selalu memakai baju dari kain jumputan," ungkap Zuha.

Bekas benang jeans pun tak terbuang percuma. Dea Modis 'menyulapnya' menjadi wadah jarum pentul serta lap cempal.

"Hampir seluruh perca bermanfaat dan zero waste. Semua ada nilai ekonominya sampai sekecil apapun bisa dijual lagi," tambahnya.

Zuha mengungkapkan, apa yang dilakukan Dea Modis ini sebagai hasil pendampingan dan pelatihan yang pernah didapatkan dari Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra. Ya, Dea Modis merupakan satu dari 155 UMKM di Yogyakarta yang menjadi UMKM binaan Yayasan Astra.

lihat fotoUMKM DEA MODIS - Sejumlah siswa magang melakukan proses pewarnaan kain jumputan di Butik Dea Modis yang berada di Jalan Soga No.64A, Kalurahan Tahunan, Kapanewon Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (21/8/2025). UMKM Dea Modis menerapkan proses tradisional dan zero waste dalam proses produksi kain jumputan.
UMKM DEA MODIS - Sejumlah siswa magang melakukan proses pewarnaan kain jumputan di Butik Dea Modis yang berada di Jalan Soga No.64A, Kalurahan Tahunan, Kapanewon Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (21/8/2025). UMKM Dea Modis menerapkan proses tradisional dan zero waste dalam proses produksi kain jumputan.
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved