Sabtu, 4 Oktober 2025

Bangkit dari Gempa dan Pandemi, ABC Woodentoys Kini Sukses jadi UMKM Mandiri Versi Yayasan Astra

ABC Woodentoys, UMKM Yogyakarta yang memproduksi alat permainan edukatif (APE) berhasil menjadi UMKM Mandiri versi Yayasan Astra. Simak perjalanannya.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
Tribunnews.com/Sri Juliati
BINAAN YAYASAN ASTRA - Pemilik ABC Woodentoys, Rita Indriana menunjukkan foto-foto bersama pihak Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) di showroom Jalan Gendeng GK IV/ 598 A, Kalurahan Baciro, Kapanewon Gondokusuman, Yogyakarta, Jumat(2/5/2025). ABC Woodentoys, UMKM Yogyakarta yang memproduksi alat permainan edukatif (APE) kini berhasil menjadi UMKM Mandiri versi Yayasan Astra. Simak perjalanannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Dua puluh dua tahun bukanlah waktu yang singkat dalam perjalanan sebuah usaha. Ini menunjukkan, usaha tersebut bukan hanya sekadar bertahan, tetapi juga berkembang melintasi berbagai tantangan.

Demikianlah yang dialami ABC Woodentoys, UMKM dari Yogyakarta yang memproduksi alat permainan edukatif (APE). Sejak didirikan pada 14 Mei 2003, UMKM binaan Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra ini telah melewati masa jatuh bangun.

Gempa yang mengguncang Yogyakarta pada 27 Mei 2006 pukul 05.53.58 WIB menjadi ujian pertama yang dilalui ABC Woodentoys saat usaha ini baru berjalan tiga tahun.

Pemilik ABC Woodentoys, Rita Indriana sempat menghentikan semua proses produksi sebagai dampak dari gempa berkekuatan 5,9 skala richter selama 57 detik itu.

Di sisi lain, para pemesan yang mayoritas adalah sekolah dan lembaga pendidikan membatalkan orderannya. Bahkan uang muka yang sudah dibayarkan, diminta untuk dikembalikan.

"Ada yang sudah order, terus nggak jadi. Malah ada yang sudah bayar DP, tapi diminta lagi dan semua kegiatan dari produksi sampai distribusi berhenti total," ungkap Rita kepada Tribunnews.com, Jumat (2/5/2025).

MAINAN EDUKATIF - Rita Indriana, pemilik ABC Woodentoys menunjukkan produk mainan edukatif ber-SNI yang juga dijual melalui Shopee, Jumat (2/5/2025).
MAINAN EDUKATIF - Rita Indriana, pemilik ABC Woodentoys menunjukkan produk mainan edukatif ber-SNI, Jumat (2/5/2025). (Tribunnews.com/Sri Juliati)

Tidak adanya kegiatan membuat sejumlah karyawan ABC Woodentoys mengeluh karena menganggur. Istri Eka Kurniawan itu lantas berinisiatif meminta karyawannya kembali bekerja.

"Yang terjadi selanjutnya ya stok barang di rumah penuh karena tidak ada penjualan. Saya sempat bingung, barang segini banyaknya mau dijual ke mana?" tambahnya.

Namun, ada hikmah di balik kondisi tersebut. Satu-dua bulan pascagempa, alat permainan edukatif ABC Woodentoys justru banyak dicari. Utamanya oleh rumah sakit, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), relawan, hingga instansi lain yang mendirikan rumah trauma healing bagi anak-anak yang mengalami trauma akibat gempa.

Nah, mainan kayu dari ABC Woodentoys menjadi salah satu media untuk penyembuhan trauma. Anak-anak korban gempa Yogyakarta tentu membutuhkan mainan yang dapat membantu mereka mengalihkan pikiran dari kenangan traumatis.

"Stok barang yang tadinya memenuhi rumah, langsung habis dalam waktu 2-3 bulan saking banyaknya pemesanan, bahkan ada yang order sampai 10 dus," kata Rita.

Bidik Celah Saat Pandemi

lihat fotoLIVE STREAMING - Dua karyawan ABC Woodentoys, UMKM asal Yogyakarta yang memproduksi mainan edukatif ber-SNI tengah melakukan live streaming, Jumat (2/5/2025).
LIVE STREAMING - Dua karyawan ABC Woodentoys, UMKM asal Yogyakarta yang memproduksi mainan edukatif ber-SNI tengah melakukan live streaming, Jumat (2/5/2025).

Ujian kedua yang dihadapi Rita selama menjalankan ABC Woodentoys adalah saat pandemi Covid-19 melanda Tanah Air pada tahun 2020. Pandemi membuat penjualan mainan anak turun tajam.

Rita sempat meliburkan para karyawan selama dua minggu karena kebijakan lockdown. Setelah ada pelonggaran, tempat produksi yang berada di Sonopakis Kidul RT 3, Kalurahan Muktiharjo, Kapanewon Kasihan, Bantul kembali beraktivitas meski dalam skala terbatas.

"Saya bilang ke karyawan produksi untuk tidak lalu lalang, usahakan bawa bekal dari rumah biar tidak keluar masuk," kata Rita.

Nah, PR selanjutnya, lanjut Rita, ada pada tim marketing. Mereka harus memutar otak, mencari celah agar mainan yang telah diproduksi dapat dijual.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved