Senin, 29 September 2025

Serikat Buruh Dunia Soroti Upah Murah Pekerja di RI: Gaji yang Diterima Tak Cukup Penuhi Kebutuhan

IndustriAll Global Union Atle Høie memberikan dukungan kepada Serikat Buruh di Indonesia agar upah mereka naik setidaknya 8,5-10,5 persen. 

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
UPAH BURUH - Ilustrasi. Ribuan buruh pulang kerja di salah satu pabrik di Jalan Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat. IndustriAll Global Union Atle Høie memberikan dukungan kepada Serikat Buruh di Indonesia agar upah mereka naik setidaknya 8,5-10,5 persen.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Serikat Buruh Dunia, IndustriALL Global Union menyoroti rendahnya upah pekerja di Indonesia. Padahal, upah layak turut berperan dalam menghidupi pekerja hingga negara.

IndustriALL Global Union adalah federasi serikat pekerja global yang mewakili sekitar 50 juta pekerja di sektor pertambangan, energi, dan manufaktur di seluruh dunia.

Sekretaris Jenderal IndustriAll Global Union Atle Høie memberikan dukungan kepada Serikat Buruh di Indonesia agar upah mereka naik setidaknya 8,5-10,5 persen. 

“Iqbal (Presiden Partai Buruh) tadi menyatakan bahwa kita menginginkan adanya kenaikan upah ke depan ini 8,5 persen sampai 10,5 persen dan kita secara penuh mendukung itu,” ujar Atle di Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025).

Baca juga: Upah Ibu di Sukabumi Rp30 Ribu Sehari, Anak Gadisnya Disekap di Cina Diminta Tebusan Rp200 Juta

Selain itu, kata Atle, dia juga mendukung adanya Reformasi Undang-Undang Ketenagakerjaan, terutama agar hak buruh sesuai dengan standar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).

ILO adalah badan tripartit di bawah PBB yang anggotanya terdiri dari pemerintah, pengusaha, dan pekerja untuk mempromosikan pekerjaan layak dan keadilan sosial di seluruh dunia. 

“Tapi ternyata di banyak negara juga hampir sama situasinya justru tidak sejalan dengan konvensi ILO,” kata Atle.

Ia mencontohkan, Australia, Korea Selatan, hingga Malaysia, mulai memperbaiki kehidupan para pekerja mereka.

Karena itu, Atle berharap Indonesia juga turut melakukan perbaikan terhadap kehidupan para pekerja, termasuk dalam hal upah layak.

“Malaysia kita sudah melihat perbaikan yang bagus dan artinya ini adalah positif dan itu berarti adalah harapan bahwa kita termasuk Indonesia juga bisa mendapatkan itu,” tuturnya.

Asisten Sekretaris Jenderal IndustriAll Global Union Kemal Özkan memaparkan, saat ini terjadi krisis upah di dunia, termasuk di Indonesia. Upah yang diterima para pekerja tidak cukup memenuhi kebutuhan mereka.

“Gaji yang diterima tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Butuh sistem baru untuk mengubah apa yang terjadi. Upah layak penting tidak hanya untuk hidup tapi untuk keadilan sosial hingga bisa menghidupi negara. Upah layak berperan dalam banyak hal dan ini sangat penting dilakukan,” kata Kemal.

Kemal mengatakan, dalam pertemuan terakhir ILO dibahas bagaimana upah minimum harus standar upah layak. Selain itu, ditetapkan bagaimana definisi upah layak hingga bagaimana menghitung besarannya, termasuk metode menyesuaikan ketika terjadi kenaikan harga-harga.

“Upah layak, minimal harus bisa menghidupi pekerja dan keluarganya meskipun kita lihat upah seringkali masih belum bisa memenuhi kebutuhan pekerja,” tutur Kemal.

Ia menambahkan, dasar penghitungannya didefinisikan sesuai data, transparansi, serta harus melihat realita yang ada di lapangan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan