Senin, 29 September 2025

Upah Ibu di Sukabumi Rp30 Ribu Sehari, Anak Gadisnya Disekap di Cina Diminta Tebusan Rp200 Juta

Gadis berinisial RR (23), asal Kecamatan Cisaat Sukabumi, Jawa Barat menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) jaringan internasional

Editor: Eko Sutriyanto
dok Tribunnews.com
ILUSTRASI PENYEKAPAN - Gadis berinisial RR (23), asal Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) jaringan internasional. Kuasa hukum keluarga, Rangga Surya Danuningrat, menyebut RR sempat dimintai uang tebusan Rp 200 juta agar bisa dipulangkan.  

TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI – Kisah memilukan datang dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Gadis berinisial RR (23), asal Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) jaringan internasional.

Kuasa hukum keluarga, Rangga Surya Danuningrat, menyebut RR sempat dimintai uang tebusan Rp 200 juta agar bisa dipulangkan. 

Namun di balik itu, tersimpan penderitaan lain yang tak kalah menyayat hati yakni perjuangan ibunya yang hidup dalam kemiskinan dan harus bekerja meski kondisi kesehatan kian memburuk.

Diketahui RR adalah anak kedua dari dua bersaudara. 

Baca juga: Polsek Mandonga Ungkap Jaringan Pencurian Mobil, Penyekapan hingga Peredaran Narkoba Lintas Provinsi

Kakaknya mengalami keterbelakangan mental, sementara kedua orang tuanya telah lama bercerai.

Sejak saat itu, RR tinggal bersama ibunya yang hidup serba pas-pasan.

Ia menjadi satu-satunya harapan keluarga, tulang punggung ekonomi rumah tangga kecil yang rapuh.

Namun, sejak keberangkatannya ke luar negeri yang berujung malapetaka, kehidupan sang ibu justru semakin terpuruk.

Untuk tetap bisa bertahan hidup, perempuan paruh baya itu bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik kue di kawasan Cikiray, Cisaat.

“Penghasilannya hanya sekitar Rp30 ribu sampai Rp40 ribu per hari. Itu pun dengan sistem borongan, kalau tidak sanggup menyelesaikan target, penghasilan berkurang,” ungkap kuasa hukum keluarga, Rangga Surya Danuningrat.

Jalan Kaki 4 Kilometer Demi Rp30 Ribu Sehari

Keterbatasan biaya membuat sang ibu tak punya pilihan lain selain berjalan kaki ke tempat kerjanya.

Setiap hari, ia menempuh perjalanan 3–4 kilometer pulang-pergi dengan kondisi tubuh yang sudah sakit-sakitan.

“Dari rumah ke pabrik kue, ibunya jalan kaki bolak-balik. Meski sering mengeluh sakit, tetap dipaksa bekerja karena kalau tidak, keluarga tidak makan,” jelas Rangga.

Kisah ini menambah lapisan kepedihan bagi keluarga yang tengah menanggung beban psikologis akibat hilangnya RR.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan