Patut Dicontoh, Warga Dumai Buat Sabun dari Rumput Teki untuk Usaha Green Laundry
Tak hanya berupa peralatan dan bibit, anggota pokdakan juga mendapatkan bantuan pelatihan menernak ikan lele agar hasilnya maksimal.
Penulis:
willy Widianto
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keberadaan perusahaan di lingkungan dimana mereka beroperasi harus memberikan dampak yang luas bagi masyarakat. Hal ini juga yang dilakukan oleh Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui unit operasinya Kilang Dumai di Provinsi Riau. Salah satu cerita perubahan di masyarakat dilahirkan Kilang Dumai melalui program terintegrasi Bedelau Minapolitan.
"Program Bedelau Minapolitan lahir dari sebuah evaluasi terhadap potensi dan kondisi yang ada di masyarakat yang berpadu dengan keinginan masyarakat untuk tumbuh mandiri," ujar Pjs Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani dalam pernyataannya, Selasa(23/9/2025).
Milla menjelaskan program Bedelau Minapolitan terdiri dari beberapa sub program yang terintegrasi dan saling mendukung. Sub program itu diantaranya budidaya ikan air tawar, green laundry, posyandu ibu dan anak, masyarakat peduli pesisir dan pertanian sorgum.
Baca juga: Mahasiswa IPB Kembangkan Budidaya Lebah tanpa Sengat di Hutan Pinus Karacak
"Program-program ini dilaksanakan untuk menjawab tantangan dan potensi alam yang ada di sekitar pesisir pantai yang juga menjadi wilayah operasi Kilang Dumai. Dari program-program ini juga lahir local hero yang dapat menjadi inspirasi," kata Milla.
Ramli contohnya, hampir setengah abad bersahabat dengan laut. Ia adalah warga Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai, Provinsi Riau. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Selat Malaka, membuat Ramli akrab dengan samudera sejak masih belia.
“Saya sudah melaut sejak usia 12 tahun, berangkat pagi hari jam 7, pulangnya bisa sampai sore hari,” tutur Ramli yang kini berusia 61 tahun.
Dia melaut tidak untuk mencari ikan, melainkan menjual berbagai macam barang kepada awak dan penumpang kapal yang lewat, seperti kebutuhan sehari-hari, bahan makanan, minuman hingga buah-buahan yang dibawa dari daratan.
Namun, pekerjaan ini sangat berbahaya. Risiko tersapu gelombang atau tertabrak kapal ada di depan mata. Belum lagi cuaca buruk yang mengintai dan bisa muncul kapan saja. Untuk menyambung hidup, Ramli dan rekannya Nazaruddin sempat banting setir membudidayakan lele.
Namun karena modal dan pengetahuannya terbatas, hasilnya kurang memuaskan, sebagian besar ikannya mati. Ramli dan Nazaruddin langsung merangkul nelayan lainnya dan terbentuklah Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Palas jaya yang beranggotakan 16 orang. Nazaruddin didapuk menjadi ketua pokdakan dan Ramli sebagai bendaharanya. Kelompok ini akhirnya menjadi mitra binaan Kilang Dumai.
“Kami tergerak karena para nelayan tersebut sudah lama hidup dalam kondisi yang berkekurangan, hingga terpaksa menjalani pekerjaan yang berbahaya. Dengan Program Bedelau Minapolitan, kami berharap bisa membantu mereka keluar dari jeratan ekonomi dan menjadi masyarakat yang mandiri,” ujar Area Manager Communications, Relations and CSR Kilang Dumai, Agustiawan.
Menurut Agustiawan, bantuan yang diberikan KPI pada Pokdakan Palas Jaya dilakukan secara bertahap. Tak hanya berupa peralatan dan bibit, anggota pokdakan juga mendapatkan bantuan pelatihan menernak ikan lele agar hasilnya maksimal.
Keberhasilan Ramli dan Pokdakan Palas Jaya sampai ke telinga Risman. Ia lalu mengajak 15 orang temannya di Kelurahan Tanjung Palas membentuk Kelompok Barter Jaya. Tidak seperti Ramli, Risman dan rekan-rekannya memilih untuk menjalankan usaha binatu atau laundry dengan konsep ramah lingkungan. Pada 2023, berdirilah Betuah Laundry yang mengusung konsep Green Laundry pertama di Dumai.
“Green laundry merupakan kelanjutan dari program budidaya ikan lele di Kelurahan Tanjung Palas, sekaligus memperluas penerima manfaat Program Bedelau Minapolitan. Betuah Laundry jadi pelopor binatu ramah lingkungan, dimana KPI juga fokus pada masalah tersebut,” tutur Agustiawan.
Risman menjelaskan, anggota Kelompok Barter Jaya membuat sabun sendiri menggunakan bahan organik, yakni rumput teki. Kemampuan Risman dan kawan-kawan dalam mengubah rumput teki menjadi sabun juga didapat dari pelatihan yang difasilitasi Kilang Dumai.
Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Program Bedelau Minapolitan juga memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan pesisir Dumai. Melalui penanaman dan nursery mangrove endemik, kini sepanjang 86 meter garis pantai telah terlindungi dari abrasi dengan lebih dari 3.000 batang bibit siap tanam, serta berkontribusi pada penyerapan karbon hingga 53.075 ton eq per tahun.
Pembangunan alat pemecah ombak juga terbukti menekan sedimentasi pascaabrasi dan menyerap emisi setara 81.646 kg CO2eq per tahun. Program ini tidak hanya memulihkan ekosistem mangrove, tetapi juga memperkuat ketahanan lingkungan dan keberlanjutan wilayah pesisir.
Nurdin Halid Tegaskan Impor BBM Satu Pintu Pertamina Sesuai Konstitusi, Jaga Stabilitas Energi |
![]() |
---|
Pertamina Perluas Distribusi BBM dan LPG, Bertekad Hadirkan Energi hingga ke Pelosok Negeri |
![]() |
---|
Pengendara Rela Tunggu Pasokan Bensin di SPBU Swasta, Yudi: Kalau Kepepet ya Terpaksa ke Pertamina |
![]() |
---|
PKS Desak Pemerintah Evaluasi Aturan BBM Non-Subsidi karena Dinilai Rugikan Masyarakat |
![]() |
---|
Dorong Digitalisasi, Pertamina Garap Platform e-Commerce untuk UMKM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.