6 Jenis Investasi Aman dan Mudah untuk Perintis, Pemula Bisa Ikuti Tips Berikut Ini
Perekonomian dunia terus berputar, ada baiknya masyarakat mulai melakukan investasi, terdapat 6 jenis investasi yang aman untuk perintis dan pemula.
TRIBUNNEWS.COM - Roda perekonomian terus berputar cepat saat ini.
Perekonomian tidak terlepas dari adanya inflasi, namun sering kali hal ini diabaikan,
Inflasi ini sangat mempengaruhi jalannya perekonomian dunia.
Mengutip dari bi.go.id, inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Perhitungan inflasi umumnya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia.
Untuk mengatasi hal tersebut, masyarakat dapat menjaga kestabilan keuangannya dengan melakukan investasi.
Dikutip dari kemenkeu.go.id, Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial.
Investasi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dan manfaat ekonomi.
Berikut Tribunnews rangkum jenis investasi aman yang bisa diikuti oleh para perintis dan juga para pemula dikutip dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Baca juga: Indonesia Dorong Investasi Digital di Forum APEC Korea Selatan
Jenis Investasi Aman untuk Perintis, Mudah Diikuti Pemula:
1. Reksadana
Reksadana merupakan pilihan investasi yang ramah bagi pemula yang belum berpengalaman di pasar modal.
Instrumen ini juga cocok bagi mereka yang memiliki modal terbatas.
Meski begitu, penting untuk memilih jenis reksadana yang sesuai dengan profil risiko, kebutuhan, serta tujuan keuangan pribadi.
2. Deposito
Deposito mirip dengan menabung di bank, hanya saja tingkat bunganya lebih tinggi dibanding tabungan biasa.
Semakin besar dana yang ditempatkan, umumnya bunga yang diperoleh juga lebih tinggi.
Deposito memiliki jangka waktu tertentu, mulai dari 1 hingga 12 bulan.
Perlu dicatat, dana yang sudah ditempatkan tidak bisa ditarik sewaktu-waktu sebelum jatuh tempo.
3. Saham
Saham saat ini menjadi salah satu instrumen investasi yang populer. Kepemilikan saham menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan.
Keuntungan bisa diperoleh dari dividen maupun selisih harga jual saham. Namun, tidak semua perusahaan memberikan dividen.
Saham dikenal memiliki risiko cukup tinggi, tetapi potensi imbal hasilnya juga besar.
Baca juga: 1 Bitcoin Setara Rp 1,8 M, Ini Lima Negara Termahal untuk Menambang Satu Bitcoin
4. Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah merupakan surat utang yang diterbitkan negara, dengan beberapa jenis seperti ORI, Sukuk Tabungan (ST), Sukuk Ritel (SR), hingga Savings Bond Ritel (SBR).
Pemilihan obligasi sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan dana yang tersedia.
Beberapa produk hanya ditawarkan pada periode tertentu, sehingga investor perlu memperhatikan jadwal penerbitannya.
5. Emas Antam
Emas menjadi salah satu instrumen investasi yang sederhana dan aman, karena nilainya relatif stabil bahkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Disarankan memilih emas batangan ketimbang perhiasan, karena nilainya dihitung berdasarkan berat murninya.
Investasi emas bisa dilakukan dalam bentuk fisik maupun tabungan emas. Jika memilih emas fisik, pastikan penyimpanannya aman.
6. Properti
Investasi properti termasuk jangka panjang karena membutuhkan waktu untuk memberikan keuntungan.
Cara berinvestasi bisa dengan membeli tanah atau bangunan, lalu menjualnya ketika nilainya naik, atau menyewakannya untuk memperoleh pendapatan rutin.
Risiko investasi ini relatif rendah karena harga properti cenderung naik, meski tetap membutuhkan biaya perawatan pada aset bangunan.
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini, 4 September 2025: Naik Lagi Jadi Rp2.044.000 per Gram
Tips Memulai Investasi
1. Tentukan Tujuan Investasi
Apakah untuk dana darurat, pendidikan anak, beli rumah, atau persiapan pensiun?
Tujuan akan menentukan jenis instrumen investasi yang sesuai (jangka pendek, menengah, atau panjang).
2. Pahami Profil Risiko
Konservatif: pilih investasi yang aman meski return kecil (deposito, obligasi pemerintah).
Moderate: berani ambil risiko sedang untuk hasil lebih tinggi (reksa dana campuran, saham blue chip).
Agresif: siap menanggung fluktuasi besar demi potensi keuntungan tinggi (saham, crypto).
3. Mulai dari Dana Kecil
Tidak perlu menunggu modal besar. Sekarang banyak platform investasi yang bisa dimulai dari Rp10.000–Rp100.000.
4. Kuasai Dasar-Dasar Keuangan
Siapkan dana darurat dulu (3–6x pengeluaran bulanan).
Jangan berutang konsumtif sebelum berinvestasi.
Pastikan punya asuransi dasar (kesehatan) supaya investasi tidak tergerus biaya darurat.
5. Pilih Instrumen Sesuai
Jangka Pendek (≤ 3 tahun): deposito, reksa dana pasar uang, obligasi pendek.
Jangka Menengah (3–5 tahun): reksa dana campuran, obligasi.
Jangka Panjang (≥ 5 tahun): saham, reksa dana saham, properti.
6. Diversifikasi
Jangan taruh semua modal di satu instrumen. Misalnya: 40 persen reksa dana pasar uang, 40 persen saham, 20 persen emas.
7. Investasi Rutin (Dollar Cost Averaging)
Sisihkan dana tetap tiap bulan untuk investasi, supaya tidak terpengaruh naik-turun harga.
8. Edukasi Diri Terus-Menerus
Ikuti literasi keuangan, baca buku/informasi investasi, dan belajar dari pengalaman investor lain.
9. Jangan Tergiur Tren
Jangan mudah tergiur tren atau janji profit tinggi tanpa risiko.
Waspadai investasi bodong dengan iming-iming return pasti besar.
10. Pikir Jangka Panjang
Investasi bukan jalan instan jadi kaya, tapi cara membangun aset pelan-pelan.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.