Minggu, 5 Oktober 2025

Memberi Rasa Aman, COD Masih Jadi Pilihan Favorit Konsumen E-Commerce 

Dengan sistem COD, pembayaran hanya dilakukan setelah barang diterima di di alamat pembeli.

|
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Ist
BANYAK PILIH COD - Konsumen yang membeli barang di platform e-commerce atau toko online di Indonesia tetap mengandalkan transaksi cash on delivery (COD) karena dianggap lebih aman. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konsumen yang membeli barang di platform e-commerce atau toko online di Indonesia tetap mengandalkan transaksi cash on delivery (COD) karena dianggap lebih aman.

Dengan sistem COD, pembayaran hanya dilakukan setelah barang diterima di di alamat pembeli.

Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti, ada beberapa alasan mengapa COD tetap dibutuhkan di Indonesia. 

Pertama, skema ini menjangkau masyarakat yang belum memiliki akses perbankan (unbanked). Kedua, COD menjadi jembatan dari transaksi offline ke online.

“Bagi konsumen, COD memudahkan sekaligus memberi rasa aman karena pembayaran dilakukan saat barang diterima. Bagi merchant, ini win-win solution,” kata Esther belum lama ini.

Namun, di balik popularitasnya, COD menyimpan banyak masalah.
Tingginya angka retur, penolakan pembeli, order fiktif, hingga biaya operasional tambahan menjadi tantangan bagi penjual maupun kurir. 

Fatur Huda, penjual skincare asal Surabaya mengatakan, sebelum pandemi, transaksi lebih banyak lewat transfer.

"Sekarang 99 persen pembeli memilih COD. Revenue naik, tapi kendala retur juga tinggi,” jelasnya, Jumat (5/9/2025).

CEO Lincah.id, Yudha Trisna, menilai COD tetap relevan karena masih menjadi solusi bagi masyarakat yang belum memiliki akses keuangan digital. 

“COD sebenarnya bukan hambatan, melainkan tantangan untuk dikelola dengan lebih cerdas. Fitur ini memudahkan konsumen, tapi sering memberatkan penjual karena kasus barang ditolak cukup tinggi,” ujarnya.

Menurut catatan Lincah, lebih dari 90 persen transaksi di berbagai platform masih menggunakan COD, dengan sekitar 25 persen di antaranya bermasalah akibat pembeli iseng atau pesanan fiktif. 

Baca juga: TikToker asal Lumajang Diteror Paket COD selama Sepekan: dari Komputer hingga Springbed

Kondisi ini memperlihatkan pentingnya inovasi agar sistem COD lebih aman dan efisien.

Untuk menjawab tantangan itu, Yudha pihaknya menghadirkan solusi lewat teknologi fraud detection, sistem penilaian kurir, hingga laporan real-time. 

“Dengan adanya agregator Lincah, penjual bisa lebih aman menghadapi risiko COD,” kata Fatur.

KOMUNITAS SELLER - COD Cup: Laga Merdeka” di Yogyakarta, Sabtu, 30 Agustus 2025 lalu mempertemukan lebih dari 100 pelaku bisnis dari berbagai kota untuk berbagi pengalaman sekaligus membangun komunitas seller yang lebih solid
KOMUNITAS SELLER - COD Cup: Laga Merdeka” di Yogyakarta, Sabtu, 30 Agustus 2025 lalu mempertemukan lebih dari 100 pelaku bisnis dari berbagai kota untuk berbagi pengalaman sekaligus membangun komunitas seller yang lebih solid (istimewa)

Komitmen tersebut juga diwujudkan lewat acara “COD Cup: Laga Merdeka” di Yogyakarta, 30 Agustus 2025. Lebih dari 100 pelaku usaha hadir untuk berbagi pengalaman sekaligus memperkuat komunitas seller online.

"Melalui ajang ini, kami mendorong praktik COD yang sehat, aman, dan tetap relevan di era digital," katanya.

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved