Kamis, 2 Oktober 2025

Beras di Ritel Modern Kosong, Mentan Amran: Ada Pergeseran Pola Distribusi

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap alasan beras langka di ritel modern.

Endrapta Pramudhiaz
BERAS LANGKA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, Selasa (2/9/2025). Ia mengungkap alasan beras langka di ritel modern. Dok: Endrapta Pramudhiaz 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap alasan beras langka di ritel modern.

Ia menilai saat ini tengah terjadi pergeseran pola distribusi beras dari yang sebelumnya ke ritel modern, kini lebih banyak dipasok ke pasar tradisional.

"Ini ada pergeseran pola distribusi beras. Ini mengisi ruang pasar tradisional. Dari pabrik kecil ke pasar tradisional," katanya di kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, Selasa (2/9/2025).

Baca juga: NTP Mencapai 123,57 di Agustus 2025, Mentan: Petani Kian Sejahtera

Ia menjelaskan sebelumnya distribusi didominasi oleh pabrik besar yang menyuplai ke ritel modern. Namun kini, alur distribusinya mulai bergeser ke pasar tradisional.

"Dulu didominasi biasanya banyak itu dari pabrik besar ke modern, ini ada pergeseran sedikit ke pasar tradisional," jelasnya.

Terlebih, menurut Amran, kekosongan beras di beberapa rak ritel modern bukanlah suatu masalah bagi Indonesia.

"Kosong satu dua itu tidak masalah bagi republik ini karena terjadi pergeseran. Paham maksudku? Dia masuk ke pasar tradisional," ujar Amran.

Menurutnya, kondisi ini justru membawa dampak positif bagi pedagang di pasar tradisional karena omzet mereka ikut meningkat.

Amran memandang beras baru bisa disebut langka kalau produksinya menurun.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 2,77 juta ton pada Juli 2025.

Produksi beras pada Juli 2025 meningkat 0,72 juta ton atau 35,01 persen dibandingkan pada Juli 2024 sebesar 2,05 juta ton.

Sementara itu, potensi produksi beras pada Agustus–Oktober 2025 sebesar 9,11 juta ton beras.

Angka tersebut naik 3,37 juta ton beras atau 12,16 persen dibandingkan produksi beras pada Januari–Oktober 2024 yang sebesar 27,67 juta ton beras.

Baca juga: Beras Sempat Kosong di Minimarket, Ini Biang Keroknya

Kata Satgas Pangan Polri

Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Helfi Assegaf membenarkan saat ini stok beras premium di ritel modern sedang langka.

Dia bilang, saat ini stok beras premium di ritel modern mengalami penurunan karena para pengusaha sedang menghabiskan stok yang ada dan tak mengisinya kembali.

"Ada penurunan stok yang tersedia di ritel modern karena informasinya menghabiskan stok yang ada dan tidak mengisi kembali," kata Helfi dalam acara Diskusi Publik Paradoks Kebijakan Hulu-Hilir Perberasan Nasional di kantor Ombudsman RI, Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2025).

Setelah dilakukan pendalaman oleh Satgas Pangan Polri, Helfi mengungkap bahwa para pengusaha ritel modern takut mengisi kembali beras premium.

Ketakutan ini masih berkaitan dengan kasus beras oplosan yang belakangan ini sedang ramai di masyarakat.

"Kami takut nanti ditangkap," kata Helfi menirukan perkataan pengusaha ritel modern.

Menurut Helfi, seharusnya pengusaha ritel modern tidak perlu takut mengisi kembali stok beras di toko mereka jika memang beras yang dipajang itu sesuai dengan ketentuan yang ada.

Guna mengatasi masalah ini, Satgas Pangan Polri telah berkoordinasi dengan Perum Bulog dan Badan Pangan Nasional untuk mengguyur ritel modern dengan beras SPHP.

Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau SPHP adalah beras yang disalurkan Perum Bulog dari stok Cadangan Beras Pemerintahan (CBP).

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved