Senin, 29 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Soal Isu Mundur dari Kabinet Prabowo hingga Jadi Korban Penjarahan, Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Sri Mulyani menyatakan bahwa membangun Indonesia adalah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. 

|
Viral Fakta.indo/fakta.jakarta instagram/Tangkapan layar dari YouTube Kementerian Keuangan RI
RUMAH SRI MULYANI - Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers terkait kinerja APBN 2025 bulan Januari dan Februari di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (13/3/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati diterpa isu mundur dari Kabinet Merah Putih hingga kediamannya di kawasan Bintaro Sektor 3A, Tangerang Selatan dijarah pada Minggu (31/08/2025) dini hari.

Menanggapi hal tersebut, Sri Mulyani akhirnya buka suara melalui akun media sosial Instagram pribadinya @smindrawati.

Sri Mulyani menyatakan bahwa membangun Indonesia adalah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. 

Baca juga: Pasca Rumah Dijarah Massa, Sri Mulyani Tak Terlihat Hadir di Sidang Kabinet Istana

Dia juga menyampaikan apresiasi atas simpati, doa, dan dukungan moral dari berbagai pihak dalam menghadapi musibah penjarahan yang terjadi di rumahnya.

"Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik," tulis Sri Mulyani dikutip Senin (1/9/2025).

PENJARAHAN - Aksi penjarahan rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani di kawasan Bintaro sektor 3A, Tangerang Selatan, oleh massa sejak pukul 00.30 WIB Minggu dinihari, 31 Agustus 2025. Massa membawa berbagai barang berharga dari rumah Sri Mulyani termasuk berbagai perabot dan barang elektronik.
PENJARAHAN - Aksi penjarahan rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani di kawasan Bintaro sektor 3A, Tangerang Selatan, oleh massa sejak pukul 00.30 WIB Minggu dinihari, 31 Agustus 2025. Massa membawa berbagai barang berharga dari rumah Sri Mulyani termasuk berbagai perabot dan barang elektronik. (Kolase Tribunnews)

Sri Mulyani juga menegaskan bahwa sebagai pejabat negara, ia telah disumpah untuk menjalankan UUD 1945 serta seluruh undang-undang yang berlaku. 

Bahkan menurut dia, penyusunan undang-undang dilakukan secara terbuka dan melibatkan pemerintah, DPR, DPD, serta partisipasi masyarakat. Karenanya, bila publik merasa tidak puas dan hak konstitusi dilanggar UU dapat dilakukan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi.

"Bila Pelaksanaan UU menyimpang dapat membawa perkara ke Pengadilan hingga ke Mahkamah Agung. Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab. Pasti belum dan tidak sempurna. Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab tidak dengan anarki, intimidasi serta represi," ujar dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menekankan bahwa tugas negara harus dijalankan dengan amanah, integritas, profesionalisme, transparansi, serta menjunjung larangan terhadap praktik korupsi.

"Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia. Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom - empati, kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat. Karena ini menyangkut nasib rakyat Indonesia dan masa depan bangsa Indonesia," tegasnya.

Terakhir, Sri Mulyani menyatakan permohonan maaf atas kekurangan yang saat ini terjadi. Dia bilang akan memperbaiki secara berkala.

"Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus," ucap dia.

Dua Gelombang Penjarahan

Penjarahan rumah Sri Mulyani didominasi massa kategori anak muda. 

Olaf (34) warga yang tinggal tak jauh dari rumah Sri Mulyani mengungkapkan, ada dua gelombang massa yang mendatangi rumah berkelir putih itu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan