Wamen BUMN Sebut Cicilan Rumah Saat Ini Terlalu Mahal, Harusnya Rp1 Juta
Perlu ada inovasi produk dan juga skema pembiayaan yang murah agar bisa menekan beban angsuran dari konsumen.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, saat ini yang menjadi tantangan dalam mengoptimalkan serapan sektor perumahan adalah nominal angsuran yang dinilai terlalu tinggi atau mahal.
Sehingga, perlu ada inovasi produk dan juga skema pembiayaan yang murah agar bisa menekan beban angsuran dari konsumen.
Dengan begitu, permintaan masyarakat untuk membeli rumah akan meningkat.
Hal ini diungkap Tiko, sapaan akrab Kartika, saat ditemui usai kunjungan Wakil Menteri BUMN dalam Rangka Mendukung Program Tiga Juta Rumah, ke Samesta Pasadana di Kabupaten Bandung, Rabu (27/8/2025).
Baca juga: BCA Expo 2025 Digelar hingga 30 September, Hadirkan Suku Bunga KPR dan KKB Mulai 1,65 Persen
Ia menyatakan Kementerian BUMN siap mendukung PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) untuk menggodok aturan dan strategi agar mendongkrak kinerja kredit pemilikan rumah (KPR) untuk masyarakat menengah dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) lebih baik lagi.
"Intinya kan kalau buat pembeli rumah ini kan yang penting kan cicilannya," kata Tiko dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (30/8/2025).
"Jadi memang kita lagi berinovasi dengan produk supaya dengan tenor lebih panjang, cicilannya bisa Rp 1 juta," sambungnya.
Jika angsuran kepemilikan rumah melebihi angka rata-rata 30 persen penghasilan masyarakat menengah kebawah, maka akan sulit mendongkrak kinerja KPR.
Contohnya bagi seseorang yang memiliki penghasilan Rp 5 juta per bulan, dengan cicilan sebesar 30 persen dari penghasilan tersebut, maka didapati angka Rp 1,5 juta.
Artinya, jika ingin menjangkau masyarakat dengan penghasilan yang lebih rendah, misalnya Rp4 juta per bulan, maka solusi yang memungkinkan adalah memperpanjang tenor cicilan.
"Sehingga, dua sisi yakni efisiensi harga rumah dan juga pembiayaan harus lebih disesuaikan dengan profil nasabah saat ini," ujar Tiko.
Ia mengatakan, pasokan rumah harus dibuat efisien agar bisa didapati harga yang tepat.
Namun, dari sisi pembiayaannya juga harus dibuat lebih panjang dengan hitungan baik melalui FLPP maupun subsidi bunga.
Sementara itu, ia juga memastikan secara perlahan harga rumah subsidi juga akan disesuaikan dengan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan menengah agar kesenjangannya tidak terlalu jauh.
"Yang memang kita harap kan memang nanti Pelan-pelan juga harga subsidi ini juga harus naik juga pelan-pelan ya krena kan yang subsidi sekarang Rp166 juta," ucap Tiko.
Motif Ekonomi Diduga Menjadi Penyebab Dua Oknum Kopassus Terjerat Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN |
![]() |
---|
Mengenal Smart Instalasi Tahanan Militer, Penjara Berteknologi AI Tempat 2 Oknum Kopassus Ditahan |
![]() |
---|
Kronologi Kontrakan di Cakung Dilalap Api Dipicu Pertengkaran Suami Istri, Pelaku Melarikan Diri |
![]() |
---|
Pertengkaran Suami Istri Diduga Jadi Penyebab Rumah Kontrakan di Cakung Dilalap Api |
![]() |
---|
Banjir Bandang di Chamoli Uttarakhand India, Rumah Hanyut dan 10 Orang Hilang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.