Senin, 29 September 2025

Indef Dorong Diversifikasi Ekonomi Syariah dalam RAPBN 2026 

Pemerintah perlu melakukan optimalisasi industri fesyen dan kosmetik halal yang mampu menjadi brand global. 

Tangkapan layar
DIVERSIFIKASI EKONOMI - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abdul Hakam Naja menyoroti pentingnya ekonomi syariah untuk mendongkrak ekonomi nasional tahun 2026. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyoroti pentingnya ekonomi syariah untuk mendongkrak ekonomi nasional tahun 2026.

Ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam dan hukum syariah.

Peneliti CSED Indef Abdul Hakam Naja menilai, langkah strategis pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2026, harus menjadi momentum untuk mendorong transformasi struktural melalui diversifikasi ekonomi dan akselerasi ekspor.

Baca juga: Dukung Ekonomi Syariah Nasional, KSPPS Nasari Mandiri Syariah Siap Jadi Bapak Asuh Koperasi Desa

Diversifikasi adalah upaya untuk memperluas atau memperbanyak jenis kegiatan, produk, pasar atau sumber pendapatan untuk mengurangi risiko ketergantungan pada satu sektor saja dan meningkatkan peluang pertumbuhan.

Menurut Abdul ada enam langkah yang perlu dioptimalkan pemerintah, pertama memanfaatkan peluang investasi dan perdagangan diantara 57 negara Organisasi Kerja sama Islam (OKI).

"Jadi kita memang di investasi, tapi di perdagangan kita masih defisit," ujar Abdul dalam diskusi Indef secara virtual, Senin (25/8/2025).

Langkah kedua, memperkuat hilirisasi sektor pertambangan, termasuk penguatan peran Bank Bullion yang telah dibentuk pada awal tahun periode pemerintahan Presiden Prabowo.

"Tapi juga di sektor pangan, apalagi dengan target swasembada pangan ini mestinya juga akan meningkatkan industri makanan halal," ungkap dia.

Ketiga, pengembangan keuangan dan perbankan syariah yang dinilai masih tertinggal jauh dari Malaysia. Menurut Abdul, porsi perbankan Indonesia baru mencapai 20 persen lebih kecil dari Malaysia yang sudah 40 persen.

Langkah keempat yakni optimalisasi industri fesyen dan kosmetik halal yang mampu menjadi brand global. 

"Zoya dan Wardah itu sudah menunjukkan sebagai brand global mestinya ini dioptimalkan kalau perlu pemerintah mensupport," tutur dia.

Langkah kelima yakni membangun ekosistem ekonomi syariah yang mencakup sektor haji, dan umrah. Menurut Abdul, penguatan ekonomi syariah itu justru membangkitkan ekonomi kerakyatan.

Terakhir, Abdul berharap Indonesia dapat menjadi pusat halal dunia pada tahun 2029 mendatang.

"Ekonomi syariah itu sesungguhnya ekonomi kerakyatan yang nanti impact-nya adalah untuk sebesar-besarnya kesatuan masyarakat," ujar Abdul.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan