Harga Beras Naik, DPR Minta Bulog Segera Guyur Stok ke Pasar
Bulog diminta segera menggelontorkan stok beras ke pasar untuk menekan harga komoditas pangan tersebut yang belakangan terus naik.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Bulog diminta segera menggelontorkan stok beras ke pasar untuk menekan harga komoditas pangan tersebut yang belakangan terus naik.
Anggota Komisi VI DPR RI, M. Sarmuji mengatakan, saat ini terjadi fenomena kontradiktif di pasar beras nasional.
Di satu sisi, Indonesia mencatat sejarah dengan capaian stok beras nasional yang sangat melimpah. Namun, pada saat bersamaan, harga beras justru mengalami kenaikan yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Stok beras kita mencetak sejarah, tetapi ada kontradiksi ketika harga tetap naik. Stok yang melimpah itu tidak boleh hanya menjadi angka di gudang, melainkan harus segera digelontorkan ke pasar untuk menekan harga,” kata Sarmuji dikutip Jumat (22/8/2025).
Sarmuji merupakan Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR dan ia dari dapil Jatim VI yang meliputi Kabupaten-Kota Blitar, Tulungagung, dan Kabupaten-Kota Kediri.
Diketahui, harga beras premium berbagai jenis berkisar di Rp16.500 - Rp18 ribu per kilogram (kg) di Pasar Rumput, Jakarta Selatan.
Harga beras tersebut mulai naik terjadi sejak Februari lalu. Saat itu, harga beras premium masih di kisaran Rp14 ribu per kg.
Sementara itu, harga beras medium naik dari sebelumnya di kisaran Rp11 ribu - Rp12 ribu per kg menjadi Rp12.500 - Rp13.500 per kg.
Harga tersebut masih sedikit di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp12.500 per kg.
Menurut Sarmuji, pemerintah bersama Bulog harus lebih agresif dalam memastikan distribusi beras dari gudang ke pasar berjalan cepat, tepat, dan merata.
Mekanisme operasi pasar perlu diperluas, terutama ke wilayah-wilayah dengan tren harga tinggi, agar cadangan beras nasional benar-benar memberi dampak positif pada stabilitas harga.
“Ketersediaan pangan adalah satu hal, keterjangkauan harga adalah hal lain. Keduanya harus berjalan seiring agar masyarakat terlindungi,” ujarnya.
“Kuncinya ada di percepatan distribusi. Jangan sampai rekor cadangan pangan ini hanya tercatat di laporan, tapi rakyat masih menjerit karena harga beras tinggi. Bulog punya kapasitas dan instrumen, tinggal dipercepat dan dimaksimalkan,” katanya.
Baca juga: Menteri Amran: Harga Beras Baru Naik Sedikit Saja Ribut, Jepang Sudah Rp 100 Ribu Per Kg
Dengan cadangan beras terbesar sepanjang sejarah ini, kata Sarmuji, pemerintah punya peluang emas untuk menunjukkan keseriusan dalam menjaga stabilitas pangan.
“Momentum ini harus dimanfaatkan. Jangan biarkan masyarakat bingung dengan ironi: beras melimpah di gudang, tapi mahal di pasar,” pungkas.
Baca juga: Mendag Sebut Harga Beras Mulai Turun, Stok di Ritel Modern Banyak
Merujuk data Perum Bulog, stok beras nasional Indonesia mencapai 4.251.259 ton, terdiri dari cadangan pemerintah sekitar 4.237.120 ton ditambah stok komersial sekitar 14.139 ton.
Angka ini merupakan capaian tertinggi dalam sejarah Bulog sejak didirikan pada tahun 1969, dan mencetak rekor cadangan pangan nasional.
Pemerintah Diminta Kendalikan Harga Beras dan Genjot Inovasi Teknologi Pertanian |
![]() |
---|
Mendagri Tito Karnavian Apresiasi Tren Penurunan Harga Beras di Banyak Daerah |
![]() |
---|
Harga Beras Turun, Masyarakat Bersyukur Pangan Terjangkau |
![]() |
---|
Bulog Janji Penyaluran Beras SPHP ke Ritel Modern akan Dimasifkan Usai Terjadi Kelangkaan |
![]() |
---|
Dirut Bulog Cerita Pernah Terima Beras Cepat Rusak karena Hasil Panen Tak Sempurna |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.