Selasa, 7 Oktober 2025

Perjanjian Dagang Rampung, Kini Lebih dari 6.900 Produk RI Bebas Tarif Masuk Peru

Indonesia dan Peru telah merampungkan perjanjian dagang Indonesia–Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement

HO
WAMENDAG RI PERU - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri (kanan), Presiden Republik Peru Dina Boluarte Zegarra (tengah), dan Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie (kiri) dalam acara Indonesia–Peru Business Forum 2025 bertema "Unlocking Bilateral Growth: Strengthening Indonesia–Peru Partnership Through CEPA" yang berlangsung di Jakarta. Ia mengungkap sejumlah poin mengenai perjanjian dagang Indonesia–Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA) yang telah ditandatangani. 

Ia menyatakan bahwa sejak dirinya menjadi anggota parlemen telah banyak korespondensi yang dibahas dan dikerjasamakan dengan Peru di ranah legislatif.

Baca juga: Bertemu Presiden Peru, Prabowo Kenang Dapat Penghargaan Tertinggi Tahun 2024

Beberapa fokus utama dalam kesempatan tersebut mengangkat sektor energi hijau, ekonomi digital, dan infrastruktur.

Hubungan diplomatik yang telah berjalan hampir 50 tahun diharapkan menjadi fondasi yang kokoh bagi hubungan kedua negara ke depannya.

Roro menambahkan, keberhasilan implementasi IP-CEPA memerlukan strategi lanjutan.

Contohnya seperti peningkatan volume perdagangan, transfer teknologi, serta pembangunan kerangka kerja ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

“Semoga IP-CEPA tidak hanya memberi hasil pada angka-angka perdagangan, tetapi juga menciptakan pertukaran budaya, pengetahuan, dan pengalaman yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” ucap Roro.

Perdagangan Kedua Negara

Pada 2024, total perdagangan kedua negara mencapai 479 juta dolar AS dengan pertumbuhan rata-rata 15,08 persen per tahun sepanjang 2020–2024.

Ekspor Indonesia tercatat USD 329,4 juta, didominasi oleh kendaraan bermotor, alas kaki, minyak sawit, dan lemari pendingin.

Impor Indonesia dari Peru senilai 149,6 juta dolar AS meliputi biji cokelat, batu bara briket, pupuk, anggur, dan seng mentah.

Potensi pasar Indonesia yang besar, dengan populasi 280 juta jiwa, menjadi peluang signifikan bagi ekspor produk pertanian Peru.

Bagi Indonesia, penghapusan 87 persen tarif oleh Peru menciptakan peluang ekspor yang lebih besar.

Khususnya untuk produk seperti alas kaki, tekstil, minyak nabati, serta baterai.

Sebaliknya, Peru berpeluang mengembangkan pasar di Indonesia untuk produk seperti cokelat, anggur, dan tara, yang kini akan menikmati tarif nol.

Perjanjian ini juga membuka akses strategis Peru ke pasar Asia Tenggara melalui Indonesia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved