Sabtu, 4 Oktober 2025

Menkeu Sri Mulyani Soroti Dampak Negatif dari Kapitalisme: Timbulkan Keresahan

Sistem kapitalisme memicu konsentrasi modal dan kekayaan di tangan segelintir pihak.

Nitis Hawaroh/Tribunnews.com
SISTEM KAPITALISME - Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia dominasi sistem ekonomi kapitalisme pasar yang dinilai memandatkan keuntungan sebagai nilai moral tertinggi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyoroti dominasi sistem ekonomi kapitalisme pasar yang dinilai memandatkan keuntungan sebagai nilai moral tertinggi.

Sistem kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana alat produksi dan distribusi (seperti pabrik, tanah, modal) dimiliki dan dikendalikan secara pribadi oleh individu atau perusahaan, bukan oleh negara atau masyarakat secara kolektif.

Menurut Sri Mulyani, sistem kapitalisme memicu konsentrasi modal dan kekayaan di tangan segelintir pihak. Ini menjadikan ketimpangan ekonomi dan politik di dunia.

Baca juga: Kuasa Hukum Tom Lembong Sebut Putusan Hakim soal Ekonomi Kapitalis Fatal, Seret Nama Hakim Alfis

Hal ini dia sampaikan dalam acara Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah yang disiarkan secara virtual, Rabu (13/8/2025).

"Kita melihat banyak implikasi negatif dalam berbagai bentuk ketimpangan, konsentrasi dari kekuatan baik kekuatan kapital yaitu ekonomi dan kekuatan politik pada segelintir manusia," kata Sri Mulyani.

Bendahara negara bilang, miliaran dolar saat ini tercurah untuk pengembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Hal ini lagi-lagi karena modal besar terkonsentrasi pada segelintir perusahaan global.

Menurut Sri Mulyani, kenyataan itu menimbulkan kekhawatiran akan tata kelola ekonomi dunia yang semakin didominasi kekuatan kapital di tangan kelompok kecil.

"Ini menimbulkan keresahan dunia, bagaimana governance atau tata kelola ekonomi dunia yang akan semakin didominasi oleh konsentrasi kekuasaan kapital di tangan sekelompok kecil," tutur dia. 

Bahkan Sri Mulyani menyontohkan kapitalisme dengan komunisme dan sosialisme yang dicetuskan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. 

Kata Sri Mulyani, sistem tersebut memang menghapus kepemilikan pribadi atas alat produksi, tapi berisiko mematikan motivasi individu karena hasilnya dibagi sama rata.

"Di dalam konteks pergulatan ideologi dunia inilah ekonomi islam muncul dan seharusnya menjadi sebuah inspirasi atau juga sekaligus jalan ketiga, kesetiaan. Sistem yang berlandaskan kepada sebuah etika dan moral yang inklusif, berkeadilan," ungkap Sri Mulyani.

Adapun pada praktiknya, kapitalisme dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi dan inovasi, tetapi juga sering dikritik karena memunculkan ketimpangan pendapatan, konsentrasi kekayaan, dan potensi eksploitasi.

Ciri utama kapitalisme meliputi:

1. Kepemilikan pribadi atas sumber daya dan aset.

2. Motivasi keuntungan (profit motive) sebagai tujuan utama kegiatan ekonomi.

3. Pasar bebas yang menentukan harga dan distribusi barang/jasa melalui mekanisme permintaan dan penawaran.

4. Persaingan antar pelaku usaha untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi.

5. Kebebasan berusaha bagi individu atau perusahaan untuk memulai, mengelola, dan mengembangkan bisnis.
 
 
 
 
 
 
 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved