Fenomena Rojali dan Rohana, Begini Siasat dari Pelaku Ritel
Pengunjung pusat perbelanjaan atau mal kini diidentikkan dengan rombongan jarang beli (Rojali) dan rombongan hanya nanya (Rohana).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengunjung pusat perbelanjaan atau mal kini diidentikkan dengan rombongan jarang beli (Rojali) dan rombongan hanya nanya (Rohana).
Pengunjung mal sebenarnya banyak, tapi para pengunjung disebut jarang membelanjakan uangnya.
CEO Graphis, Dennis Young Kusmajaya pelaku ritel harus pintar menyiasati fenomena ini.
Dennis mengatakan menggaet selebritas sebagai brand adalah cara mengatasi Rojali dan Rohana.
"Di sini kita berusaha supaya tetap gaet market. Kita launching dengan harga affordable (terjangkau) dan kita juga gaet publik figure, supaya ada daya tarik branding kami ke depan," kata Dennis saat peluncuran koleksi Semangat 45 kolaborasi bersama aktris Chika Jessica bertajuk #GraphisXChikaJessica, di Karawaci, Tangerang, Banten, Sabtu (3/8/2025).
Dennis mengatakan pemilihan Chika Jessica menggaet sosok perempuan milenial yang sedang menuju fase hidup yang lebih mapan, dengan kesibukan seperti bekerja, berwirausaha, hingga berperan sosial—namun tetap menjunjung style dan identitas personal.
Diakui Dennis, kondisi dunia ritel tanah air memang sekarang tidak mudah. Oleh karena itu, hadir di pelanggan dalam bentuk online dan offline harus tetap dijaga.
"Memang tidak mudah. Makanya kami berusaha tetap aktivasi, baik online offline. Ini salah satunya, supaya kita tetap bisa gaet market baru dan tetap stay relevan dengan market yang ada. Supaya orang tetap tetap remind dengan brand kami," kata Dennis.
Dennis berharap industri ritel bisa bangkit lagi di tengah foneman Rojali dan Rohana.
"Menggaet market baru dan market lama. Kami optimis," kata dia.
Sekedar informasi, fenomena Rojali dan Rohana menjadi sorotan beberapa waktu terakhir. Rojali adalah istilah untuk rombongan jarang beli, sedangkan Rohana merupakan akronim dari rombongan hanya nanya.
Analis kebijakan ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan, fenomena rombongan jarang beli dan rombongan hanya nanya (rohana) akan hilang seiring dengan naiknya kemampuan daya beli masyarakat.
Jika daya beli masyarakat meningkat, rojali dan rohana bisa beralih menjadi robeli atau rombongan jadi membeli barang.
"Saya pikir rojali-rohana ini nanti akan dengan sendirinya mulai hilang, dan (masyarakat) mulai berbelanja, saat kemampuan daya beli mereka naik, dan pertumbuhan ekonomi kita bisa bertumbuh sesuai harapan," ujar Ajib dalam keterangannya di Jakarta, dilansir pada Rabu (30/7/2025).
BNI wondrX 2025 Catat 80 Ribu Pengunjung, Transaksi Tembus Rp2,5 Triliun |
![]() |
---|
Fenomena Rojali-Rohana, Cermin Retaknya Mesin Konsumsi Kelas Menengah |
![]() |
---|
Tanggapan Sesmenko Perekonomian Soal Fenomena Rojali-Rohana: Kalau Saya Rohali |
![]() |
---|
Soal Fenomena Rojali dan Rohana, Pengusaha Mal Tak Khawatir: Sudah Lama Terjadi |
![]() |
---|
Kiat Mal Hadapi Rojali dan Rohana, Berikan Stimulus kepada Pengunjung Agar Berbelanja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.