Senin, 29 September 2025

Soal Fenomena Rojali dan Rohana, Pengusaha Mal Tak Khawatir: Sudah Lama Terjadi

Fungsi pusat perbelanjaan telah berkembang, bukan hanya sebagai tempat belanja, tetapi juga memiliki fungsi edukasi, hiburan, sosial.

Lita/Tribunnews
FENOMENA ROJALI - Pembukaan Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 di Lippo Mall Nusantara, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2025). Para pelaku industri retail justru menganggap hal itu wajar dan bahkan bisa membawa dampak positif bagi kunjungan mal. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena Rojali atau Rombongan Jarang Beli dan Rohana atau Rombongan Hanya Nanya, yang belakangan ramai diperbincangkan dinilai bukan hal baru bagi pengelola pusat perbelanjaan.

Para pelaku industri retail justru menganggap hal itu wajar dan bahkan bisa membawa dampak positif bagi kunjungan mal.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, Rojali dan Rohana sudah lama terjadi di pusat perbelanjaan.

Baca juga: Kiat Mal Hadapi Rojali dan Rohana, Berikan Stimulus kepada Pengunjung Agar Berbelanja

APPBI merupakan organisasi nirlaba didirikan pada September 1998. 

APPBI mewadahi para pemilik dan pengelola pusat perbelanjaan (mal) di Indonesia, dengan tujuan membangun sinergi antaranggota, pemerintah, dan pemangku kepentingan lain dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor ritel dan pusat belanja.

"Saya kira Rojali dan Rohana bukan sesuatu hal yang baru di pusat perbelanjaan. Sudah lama terjadi dan itu selalu terjadi," tutur Alphonzus dalam pembukaan Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 di Lippo Mall Nusantara, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2025).

Menurutnya, fungsi pusat perbelanjaan kini telah berkembang, bukan hanya sebagai tempat belanja, tetapi juga memiliki fungsi edukasi, hiburan, sosial, hingga budaya.

"Jadi yang datang ke pusat perbelanjaan bukan semata-mata hanya untuk belanja. Tetapi sudah ada fungsi-fungsi tadi. Hanya saja memang intensitasnya kadang turun, kadang naik, tapi saya kira itu wajar," jelas Alphonzus.

Ia menambahkan, pada periode low season, intensitas Rojali dan Rohana cenderung meningkat, namun akan menurun dengan sendirinya saat memasuki peak season.

"Yang penting justru buat kami adalah mereka datang dan kami melayani sebagai fasilitas publik. Kami tetap optimis di 2025 insyaallah industri retail akan tetap tumbuh dibandingkan dengan tahun lalu," imbuhnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Solihin juga memandang fenomena ini tidak perlu dikhawatirkan.

"Saya pikir fenomena yang cukup bagus, yang penting datang dulu, soal belanja nanti dulu," terang Solihin dalam kesempatan yang sama.

Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menegaskan pentingnya mendatangkan pengunjung ke pusat perbelanjaan terlebih dahulu.

Hippindo didirikan pada 2016 dengan tujuan memperkuat ekosistem ritel nasional, mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri, serta menjadi mitra strategis pemerintah dalam pengembangan sektor perdagangan dan UMKM.

"Rojali, itu enggak apa-apa. Yang penting datang dulu. Kalau sudah datang, urusan kita harus suruh beli atau tidak, minimal minum lah, beli aqua atau beli chiki-lah. Karena situasi, kita tahu saat ini sangat susah mendatangkan orang (ke pusat perbelanjaan),” tuturnya.

Dengan kunjungan yang tetap terjaga, para pelaku retail optimistis dapat menjaga pertumbuhan industri dan mendorong konsumsi masyarakat di tengah dinamika ekonomi.

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan