Senin, 29 September 2025

Tanggapan Sesmenko Perekonomian Soal Fenomena Rojali-Rohana: Kalau Saya Rohali

Mereka mungkin lebih tertarik untuk sekadar jalan-jalan, melihat-lihat, atau menikmati suasana mal. Salah satu penyebabnya yakni daya beli yang turun.

Penulis: Lita Febriani
Editor: willy Widianto
TRIBUNNEWS/Lita Febriarni
INDONESIA SHOPPING FESTIVAL - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso (tiga dari kiri) dalam pembukaan Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 di Lippo Mall Nusantara, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2025). Rohali atau Rombongan Harus Beli, apalagi saat ada diskon. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menanggapi fenomena Rojali (Rombongan Jarang Beli) dan Rohana (Rombongan Hanya Nanya) yang ramai diperbincangkan di dunia retail Tanah Air.

Baca juga: Soal Fenomena Rojali dan Rohana, Pengusaha Mal Tak Khawatir: Sudah Lama Terjadi

Rojali dan Rohana adalah sekelompok orang yang sering mengunjungi pusat perbelanjaan atau mal tanpa benar-benar membeli banyak barang.  Kelompok ini adalah mereka yang sering mengunjungi mal, tetapi jarang membeli barang.

Mereka mungkin lebih tertarik untuk sekadar jalan-jalan, melihat-lihat, atau menikmati suasana mal.  Salah satu penyebab kemunculan Rohana dan Rojali adalah menurunnya daya beli.

Menurut Susiwijono, dirinya justru masuk kategori berbeda, yaitu Rohali atau Rombongan Harus Beli, apalagi saat ada diskon.

"Kalau saya selalu karena tahu angka (pertumbuhan ekonomi), saya memastikan saya Rombongan Rohali 'Rombongan Harus Beli', apalagi kalau ada diskon. Saya kadang dibercandain anak saya yang perempuan, wah papi ini kalau ada diskon niat banget beli. Ya kita nggak mau cerita angka-angka ekonomi tadi, tapi kami yakinkan saya bagian dari Rohali," tutur Susi dalam pembukaan Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 di Lippo Mall Nusantara, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2025).

Baca juga: Istana Respons Fenomena Rojali-Rohana: Jual Beli Tak Lagi di Toko, Sekarang Lewat Marketplace

Ia memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 yang berlangsung serentak di 400 mal dan pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia termasuk sekitar 100 lokasi di Jakarta.

"Indonesia Shopping Festival ini satu terobosan, 400 mal dan pusat perbelanjaan seluruh Indonesia, hampir seratusan di Jakarta, 11 hari dengan transaksi Rp 23,32 triliun, berarti perharinya bisa Rp 2,2 triliun. Saya kira dorongan yang cukup besar untuk ekonomi kita. Karena itu saya ingin mewakili pemerintah menyampaikan apresiasi, terima kasih," ujarnya.

Ia menilai, event belanja berskala nasional seperti ISF tidak hanya mendorong penjualan ritel, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan pada konsumsi domestik yang menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: Wamendag Bantah Maraknya Rojali dan Rohana di Mal Gegara Daya Beli Masyarakat Melemah

"Kalau kita selalu bicara pertumbuhan ekonomi, ukurannya ada dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dari 100 persen PDB kita, paling tidak ada 5 komponen di sana. Hampir 55 persen, tepatnya kalau kuartal kedua 54,25 persen. Jadi sekitar 55 persen itu berasal dari konsumsi rumah tangga, public spending di pasar domestik kita," jelas Susiwijono.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan