Jumat, 3 Oktober 2025

Rempah dan Madu Produksi UMKM Bali Tembus Pasar Hong Kong

Menteri Budi Santoso melepas ekspor produk rempah dan madu  produksi UMKM asal Bali, CV Naralia Group.

handout
EKSPOR REMPAH - Menteri PerdaganganBudi Santoso d melepas ekspok rempah dan madu produksi UMKM Bali di Denpasar, Selasa (29/7/2025). 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melepas ekspor produk rempah dan madu  produksi UMKM Bali, yaitu CV Naralia Group, tujuan Hong Kong.

Rempah yang diekspor meliputi vanili, kayu manis, pala; serta madu ke Hong Kong untuk pertama kalinya senilai 350 ribu dolar AS atau setara Rp 5,6 miliar dengan elepasan ekspor berlangsung Denpasar, Selasa (29/7/2025).

Menurut Budi, ekspor ini membuktikan UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar global.

"Saya harap ekspor kali ini menjadi inspirasi dan penyemangat bagi UMKM lainnya untuk menjadi eksportir dan turut berkontribusi terhadap perekonomian,” kata Budi dikutip dari siaran pers pada Rabu (30/7/2025).

Tren dan proyeksi permintaan global terhadap rempah diperkirakan tumbuh rata-rata 5—6 persen selama 2023—2028.

Pertumbuhan tersebut diiringi oleh peningkatan kesadaran konsumen global dalam menerapkan hidup sehat dan menggunakan produk berbahan alami.

Adapun Indonesia merupakan eksportir rempah ke-4 dunia setelah India, Vietnam, dan China. Produk rempah ekspor unggulan Indonesia adalah lada, cengkeh, dan pala.

Ekspor rempah Indonesia ke dunia pada 2024 tercatat senilai 989,5 juta dolar AS dengan tren pertumbuhan sebesar 1,94 persen dalam lima tahun terakhir.

Sebagai informasi, tahun ini Indonesia menargetkan nilai ekspor bisa tumbuh 7,1 persen atau mencapai 294,45 miliar dolar AS. Angka tersebut bila dikonversi ke rupiah menjadi sekitar Rp 4.801 triliun.

Target tersebut memperhitungkan berbagai faktor seperti Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, PDB Indonesia, nilai tukar, serta harga komoditas dunia.

Baca juga: Agar Tak Hanya Jadi Pasar, Indonesia Perlu Bangun Ekosistem Halal dari Hulu ke Hilir

Kemendag menargetkan ekspor dari negara akreditasi atau negara yang memiliki perwakilan perdagangan di luar negeri bisa menyumbang paling banyak.

Di 33 negara akreditasi, ekspor 2025 ditargetkan mencapai sebesar 255,69 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 7,25 persen secara tahunan (Year-on-Year/YoY).

Khusus untuk ekspor UMKM di negara akreditasi, pada 2025 ditargetkan tumbuh 9,63 persen atau senilai 19,33 miliar dolar AS. Tantangan utama dalam mencapai target ekpsor tahun ini datang dari ketidakpastian global.

Baca juga: Januari-April 2025 Ekspor Sepatu Olahraga RI Merosot Akibat Melemahnya Permintaan dari AS dan Eropa

"Tantangan utama tentu masih tingginya ketidakpastian global karena banyaknya efek spillover negatif, baik dari sisi ekonomi, keuangan, dan lingkungan," kata Budi dalam jawaban wawancara tertulis bersama Tribunnews, dikutip Minggu (16/2/2025).

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved