Konsumen Nikel Dunia Mulai Melek Keberlanjutan, Perusahaan Tambang Dinilai Wajib Kantongi Audit IRMA
IRMA tak seperti sertifikasi halal yang setiap usaha selesai disertifikasi akan dinyatakan halal produknya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesadaran pasar global terhadap praktik tambang berkelanjutan makin tinggi. Perusahaan tambang nikel Indonesia didorong mengikuti audit internasional seperti The Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA).
Menurut Chief Executive Officer Landscape Indonesia Agus P Sari, IRMA merupakan salah satu audit untuk pertambangan yang paling ketat. Sebab, anggota dewan IRMA berisikan pihak dari berbagai sektor.
Ada dari perusahaan pertambangan, perusahaan sebagai konsumen di sektor hilir, investor, masyarakat terdampak & pemegang hak masyarakat adat, serikat buruh, serta LSM advokasi lingkungan dan hak asasi manusia.
Baca juga: API Laporkan Dugaan Tambang Ilegal di Maluku Utara ke Jaksa Agung
"Ada aktivis lingkungannya juga di dalam situ yang cukup keras ya, sehingga boleh dibilang IRMA ini paling ketat, paling ditakuti kira-kira gitu," kata Agus kepada Tribunnews, Jumat (18/7/2025).
Dari skala 1 sampai 10, Agus menyebut nilai 11 untuk seberapa penting perusahaan diaudit IRMA. Sebab, asesmen dari mereka menjaga agar perusahaan tambang tetap diterima pasar.
Hal itu karena saat ini para industri yang berada di rantai pasok nikel sangat memahami keberlanjutan, sehingga penting untuk bisa diaudit IRMA.
"Industri supply chain-nya nikel adalah industri yang sangat paham mengenai keberlanjutan, dampak lingkungan, dampak sosial, ESG, sehingga tuntutan mereka ke supplier itu harus memenuhi standar keberlanjutan yang mereka buat," ujar Agus.
Ia mencontohkan Tesla yang merupakan anggota IRMA. Tesla disebut hanya mau membeli nikel dari perusahaan yang sudah diaudit oleh IRMA.
Kalau tidak ada assessment IRMA, Tesla disebut tidak mau membeli nikel dari perusahaan tambang tersebut.
Maka dari itu, agar bisa menembus pasar yang sangat paham dan mendorong keberlanjutan, perusahaan-perusahaan pertambangan di Indonesia harus memiliki audit dari IRMA.
Kalau tidak, Agus menilai mereka akan sangat memiliki pasar yang sempit.
Tingkatan IRMA
Agus menjelaskan bahwa IRMA tak seperti sertifikasi halal yang setiap usaha selesai disertifikasi akan dinyatakan halal produknya.
IRMA tidak memberikan sertifikat, melainkan skor penilaian. Skor tersebut terbagi menjadi empat level, yaitu IRMA Transparency, IRMA 50, IRMA 75, dan IRMA 100.
IRMA transparency merupakan yang paling bawah. Tingkat ini hanya mewajibkan perusahaan tambang diaudit oleh firma audit yang disetujui IRMA dan merilis hasilnya kepada publik.
Sementara itu, untuk IRMA 50, IRMA 75, dan IRMA 100 sebagai yang tertinggi, dapat dicapai setelah perusahaan tambang memenuhi berbagai indikator praktik baik yang umumnya ada di industri.
"Jadi kalau 50 itu berarti dia ya kira-kira 50 persen di praktik baiknya. 75 itu 75 persen. Nah, 100 itu berarti 100 persen mereka sudah memenuhi semua indikator-indikator praktik baik dari pertambangan," ucap Agus.
Perusahaan yang Sukarela Ajukan Diaudit IRMA
Menurut dia, jika ada perusahaan yang secara sukarela diakses oleh IRMA, itu menjadi nilai tambah bagi perusahaan tersebut, terlepas hasil apa yang akan mereka dapatkan.
Ia menggambarkan proses audit sebagai upaya membuka "dapur" perusahaan agar publik bisa melihat langsung praktik pertambangannya. Bahkan, jika hasil audit menunjukkan banyak kekurangan, hal itu tetap dianggap sebagai awal yang baik.
"Artinya mereka sudah berani. Mereka sudah berani transparan membuka informasinya membuka akses pada akses untuk publik dari praktik kepertambangan mereka. Itu aja udah skor itu," ucap Agus.
Saat ini baru PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel dan Vale Indonesia yang sudah mengajukan audit IRMA. Agus berharap perusahaan lain, terutama milik negara, juga menyusul.
"Tapi ya lumayan sudah dua. Kalau saya bilangnya sudah dua. Dibanding enggak sama sekali," katanya.
Keuntungan Audit IRMA
Ia menilai audit IRMA memberi banyak manfaat bagi perusahaan, salah satunya sebagai alat untuk menjawab kritik publik.
Perusahaan tambang disebut sangat rentan terhadap kritik. Contohnya seperti Harita dan Vale, mereka adalah perusahaan yang besar, sehingga menurut Agus mereka bisa terlihat secara jelas. Adanya hasil asesmen dari IRMA diyakini akan membantu mereka dalam menjawab kritik. Kalau ada berbagai tuduhan, mereka bisa bilang bahwa mereka telah diaudit.
"'Hasil auditnya begini. Tuduhan-tuduhan kalian nggak berdasar.' Bisa jawab begitu. Itu keuntungan menurut saya sih keuntungan paling besar dari itu," ujar Agus.
Dengan menjalankan praktik keberlanjutan dalam pertambangan, Agus yakin perusahaan bisa menjalankan usaha yang lebih efisien. Perusahaan tidak hanya lebih kompetitif dari sisi citra mengenai keberlanjutan, tetapi mereka juga bisa lebih kompetitif dari ongkos produksi karena bisa lebih efisien.
Bagi pelaku industri, penilaian/audit independen berstandar internasional dari The Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) merupakan audit yang menjadi acuan pelaku industri yang terketat dengan segala transparansinya.
Audit ini menjadi penting untuk meyakinkan calon buyers. Terutama pihak buyer dari Eropa dan Amerika menginginkan informasi detail tentang rantai pasoknya.
Secara total tak kurang dari 1.000 persyaratan dokumen maupun praktik lapangan standar IRMA yang akan melalui proses audit.
Hasil penilaian akan berupa laporan audit publik yang dirilis secara lokal dan di situs IRMA.
Standar IRMA terdiri atas 26 bab yang mencakup 4 fokus. Pertama adalah Integritas Bisnis seperti mengenai kepatuhan hukum, uji tuntas HAM, dan lainnya.
Kedua adalah Tanggung Jawab Sosial seperti hak tenaga kerja, perlindungan warisan budaya, dan lainnya.
Ketiga adalah Tanggung Jawab Lingkungan seperti pengelolaan air, emisi gas rumah kaca, dan lainnya.
Keempat adalah Perencanaan Dampak Positif seperti dukungan dan manfaat bagi masyarakat serta pemukiman kembali.
Perusahaan yang secara sukarela mengajukan operasi pertambangan mereka untuk diaudit berdasarkan standar pertambangan global paling ketat, dapat mengetahui sejauh mana posisinya dalam menerapkan praktik terbaik.
Inisiatif perusahaan tambang untuk melakukan audit memberikan sinyal positif bahwa operasional pertambangan di Indonesia telah berjalan dengan baik dan transparan. Terlebih lagi dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan—mulai dari pemerintah pusat dan daerah hingga pihak yang selama ini kritis terhadap sektor tambang.
Dengan demikian, audit IRMA tidak hanya menjadi mekanisme untuk membuktikan kepatuhan, tetapi juga membangun kepercayaan pasar global terhadap pertambangan Indonesia.
Berbuat Baik Kepada Alam, Mitigasi Bencana Hidrometeorologis |
![]() |
---|
Kemenag Ingatkan Bahaya Krisis Iklim: Keterlibatan Menjaga Lingkungan Juga Bagian dari Agama |
![]() |
---|
Menteri Lingkungan Hidup Dorong Integrasi MBG dan Pengelolaan Lingkungan di Bali |
![]() |
---|
Menteri LH di Sekolah Rakyat: Cetak Penjaga Bumi dari Anak Asrama |
![]() |
---|
Irjen Kemendagri Mahendra Tinjau Pelaksanaan Siskamling di Surakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.